Monday, December 25, 2017

[Review] Aresh


Judul : Aresh

Penulis : Uky Nur

Penerbit : Diandra Kreatif

Tebal : 513 Halaman

"Cinta yang datang tanpa syarat, namun sarat akan cita dan asa untuk selalu bahagia."


BLURB

Cinta itu harus diungkapkan dengan baik dan benar sesuai dengan batasannya. Karena jika tidak, cinta itu akan menjadi merusakkan.

Cinta dan kasih sayang bisa menjadi benteng yang sangat kuat untuk menghadapi ccobaan dan ujian dari Sang Pemilik Semesta. Ketika kita mampu menjaga kehadiran rasa sayang dan cinta itu, kita akan memiliki perlindungan terkuat untuk menghadapi tantangan besar serta badai dalam kehidupan.

Cinta dan kasih sayang itu pun harus selalu dipelihara, agar keindahannya tetap selalu terjaga hingga di ujung masa. Selanjutnya adalah, bagaimana memelihara dan mengelola perasaan cinta dan kasih sayang itu terhadap seseorang yang kita cintai dan sayangi? Bisakah kita memelihara dan menjaga rasa cinta dan kasih sayang itu agar tidak merusakkan?

Dan inilah kisa kita, tidak hanya menjaga dan melindugi negara, namun kita pun harus bisa menjaga dan memelihara rasa cinta dan kasih sayang kita hanya untuk cinta sejati kita.

- - - - - - - -
Aresh, menceritakan tentang seorang wanita yang dulunya merupakan anggota BIN alias Badan Intelijen Nasional, dan kemudian mengundurkan diri karena satu dan lain hal. Apalagi setelah mendengar kabar bahwa Ayahnya sudah tiada, disusul Bundanya yang sakit. Hal inilah yang kemudian membuatnya dicari oleh anggota BIN untuk dimasukkan kembali, dengan rencana mencari Ayah Aresh yang menurut kabar, sedang berada di dekat mereka.

Reshi. Cowok yang asli cool abis. Cool and cold. Kalo ngomong irit abis. Bener-bener ngomong seperlunya. Tapi sekalinya ngomong suka bener! Hihihi.. Cowok ini pinter nembak juga loh! Bisa banget buat nembakin hatimu. Hihihi..

Jadi, novel ini menceritakan bagaimana perjuangan seorang anak buat memancing Ayahnya datang kembali. Untuk urusan yang emang udah laamaaaa banget. Nah selain ngbahas itu, di sini kita juga akan diajak untuk membahas hubungan Aresh dan Reshi. Aresh yang ekspresif, dan Reshi yang dingin abis. Bahkan Reshi sudah mengambil langkah jauhhhh.. sebelum Aresh mengetahuinya. Reshi sudah mengkhitbah Aresh! Buat yang nggak tau mengkhitbah itu apa, sepengetahuanku nih ya, khitbah itu kayak diminta ke orang tua gitu. So sweet kan yak?

For me,  novel ini keren abis. Nggak cuma actionnya, tapi konfliknya juga. Ada di mana saat Aresh lagi down-downnya, yaitu pas keguguran, dan dia masih bertahan sendirian. Nggak cerita ke siapa-siapa, nggak nangis di depan orang banyak. Yeah, semacem menguatkan diri sendiri. Dan aku suka sama sikap dia yang begitu. Karena kabar punya anak dan keguguran itu semacem kabar sensitif buat sebagian orang. Dan dia bisa survive di saat dia sendirian ini. 

Quotetable :
"Kalian semua adalah sosok spesial yang telah berhasil masuk ke hatiku. Terima kasih karena telah menguatkanku dan menjagaku. Aku tahu, kalian selalu mengikutiku di Paris selama beberapa hari kemarin. Keberadaan kalian membuatku merasa berada di tengah-tengah keluargaku sendiri, aman dan tenang." - P. 45

"Pasangan buatku itu adalah seorang wanita yang mau menjadi istri dan juga ibu untuk anak-anakku nanti. Tidak ada yang lain!" - P. 56

"Kamu itu api terbaik untukku, sejak pertama kali kita bertemu." - P. 67

"Menikah adalah menyatukan dua isi kepala, dua pendapat, dua impian untuk bisa diwujudkan bersama-sama. Bukan hanya untuk kita dan keluarga, tapi juga untuk orang lain di sekitar kita. Menikah adalah keberanian untuk menerima kelebihan dan kekurangan pasangan. Belajar untuk memupuk toleransi tinggi dan memaklumi pasangan apa adanya." - P. 91

"Semua wanita yang akan menjadi Ibu Persit harus diuji fisik dan mentalnya. Kamu akan mendapatkan banyak pelajaran setelah ini. Kamu akan tahu, bagaimana cara mencintai seorang prajurit dengan benar." - P. 97

"Pantang mundur sebelum berperang. Abang lebih baik pulang dengan nama, dari pada gagal dalam tugas." - P. 108

"Menikah itu bukan hanya tentang cinta, tapi tentang berjuang bersama. Baik Abang ataupun Aresh arus berjanji untuk selalu bersama dalam susah maupun senang. Abang berharap, kita bisa berjuang bersama-sama nanti." - P. 109

"Menikah itu saling mencoba memahami yang tidak terpahami. Sedangkan cinta adalah memberi dalam ketulusan dan kebahagiaan. Jika kita tidak bahagia, lalu bagaimana kita bisa memberikan kebahagiaan untuk orang lain?" - P. 133 to 134

"Nggak perlu ada luka hanya untuk menunjukkan kalau kamu itu jagoan. Kamu itu akan selalu menjadi jagoan Abang, karena cuma kamu yang sudah berhasil emncuri hati Abang." - P. 178

"Bapak pernah bilang, mencintai adalah belajar mengikhlaskan, bukan belajar memiliki. Karena apa yang kita cintai itu, semuanya adalah milik Allah. Disatukan atau dipisahkan, semua atas seijin-Nya." - P. 189 to 190

"Bagi Reshi, cinta Aresh untuknya itu seperti angin. Tak tampak namun bisa dirasakannya. Walau Aresh tak pernah mengatakan cinta kepadanya, namun Reshi sudah mulai bisa merasakan rasa sayang dan cinta dari istrinya." - P. 224

".. Menurutnya, cinta tidaklah sebatas kata-kata saja. Karena cinta jauh lebih berharga daripada harta yang melimpah dan termahal di dunia sekalipun." - P. 261

"Bahagiaku itu sangat sederhana, sesederhana saat melihatmu tersenyum bahagia ketika kita bersama." - P. 389

"Terkadang beberapa orang dari kita lupa, bahwa ada pertanyaan yang tidak bisa dijawab. Mereka pun tidak sadar, bahwa pertanyaan mereka itu bisa menyakiti hati orang lain." - P. 474


No comments:

Post a Comment