Friday, December 15, 2017

[Review] Out Of Love


Judul : Out Of Love

Penulis : Adelia Azfar

Penerbit : Twigora

Tebal : 297 Halaman

"Elo bisa manfaatin dopamin, okstosin, dan testosteroon dalam tubuh kalian berdua."


BLURB

LIAN
Setelah resmi bercerai, kecil kemungkinan Brilian Gunawan akan jatuh cinta lagi. Tapi Tharin membuatnya mungkin--meskipun cinta mereka masih harus dirahasiakan. Bagaimanapun, hubungan antara atasan dan karyawan hanya akan jadi bahan omongan yang tidak nyaman di kantor mereka.

THARIN
Cinta memang melemahkan akal sehat dan Lian adalah bukti hidupnya. Meskipun sudah sama-sama sepakat, keduanya bukan lagi atasan dan bawahan di luar jam kantor, Lian masih saja meneruska sikap galak dan bossy-nya. Namun, katika Tharin ingin putus, Lian melakukan sesuatu yang membuatnya merasa harus memaafkannya.

ANDREW
Dia menyukai makhluk indah bernama perempuan. Banyak perempuan. Hebatnya, perempuan juga menyukai dirinya meskipun jelas-jelas tahu risiko patah hati yang akan dia sebabkan.
Tahrin jelas bukan sosok yang istimewa bagi seorang Andrew, tetapi perasannya tak bilang begitu. Perasaannya bahkan bergeming meskipun dia tahu Tharin sudah ada yang punya...

OUT OF LOVE
Ini adalah tentang dia yang ingin lepas dari orang yang masih mencintainya. Tentang dia yang mencintai kekasih seseorang. Juga tentang dia yang tak tahan melihat yang dicintainya mulai mencintai orang lain.
Pertanyaannya : siapa di antara mereka yang akan paling terluka?

- - - - - - - 
Out Of Love, menceritakan bagaimana seorang Tharin, yang ingin memutuskan hubungannya dengan Lian, sang pacar garis miring sang kekasih. Tapi apakah dia bisa? Selama ini, dia merasa, hubungannya selalu di dominasi Lian. Tharin bahkan menganggap Lian tidak peduli. Apalagi Lian selalu menyuruhnya ke sana kemari. Tapi tidak sekalipun melakukan sesuatu untuk Tharin.

Hal itu terus berlangsung, sampai suatu ketika, Tharin bertemu dengan Andrew, si badboy kelas wahid. Dipertemuan pertama, Andrew dan Tharin ketemu karena Tharin waktu itu udah bangunnya telat, dan Tharin butuh banget tumpangan buat ke kantornya. Eh ditolongin sama Andrew, FTV banget yak. Aku aja ketawa ketiwi bacanya.

Nggak cuma sampe di sana, Andrew diminta tolong buat bantu supaya Tharin sama Lian putus. Bakalan berhasil nggak ya? Atau Andrew bakalan jatuh sama Tharin?

Ini novel kedua kak Adel yang aku baca, dan so far, aku suka. Banget. Alurnya runut, meskipun menurutku agak berbelit ya, apalagi pas mau mutusin Lian. Aduh, geregetan banget. Tharin yang kelewat polos, Lian yang nganggep semuanya bener, dan Andrew yang asik tapi ngeselin juga. Tapi yang jelas, sejak awal baca, aku kurang suka sama Lian. Entah kenapa. Mungkin emang aku aja yang dasarnya nggak suka cowok yang kurang 'nakal'. Hahahaha..

Ending novel ini sedikit bikin aku kesel. Kenapa? Karena ngtwist abis. Tapi nggak ngelegain! Entah cuma aku aja yang ngrasa apa gimana. Hihihi.. Tapi tetep semuanya balik ke pendapat orang masing-masing. Kan ada yang emang pendapatnya beda-beda gitu. Dan ini menurut aku. Hihihi..

Quotable :
"Dengar ya, Nona Tharin, selingkuh itu bukan masalah progresteron atau testosteron. Tidak juga masalah DNA atau genetika manusia." - P. 89

"Ah, jadi begini caramu memikat perempuan? Kamu mempermainkan dopamin, oksitosin, dan testosteron dalam tubuh mereka." - P. 93

"Gue setuju, lelaki yang nggak bisa memperlakukan perempuan dengan baik, nggak baik sering-sering jatuh cinta." - P. 95

"Cinta punya cara sendiri untuk bekerja, tapi menyakiti dan disakiti bukanlah bagian dari cinta." - P. 124

"Bukannya ini kelewat lucu? Sama lucunya saat lo berhasil mancing ikan gede, tapi akhirnya lo malah nangis karena sudah bikin ikan itu terpisah dari keluarganya." - P. 148

"Seharusnya pasangan kekasih menjaga satu sama lain, bukannya malah membebani dan menakuti, kan?" - P. 156

"Hubungan itu harus seimbang kan, Drew? Lalu, kenapa aku merasa kalau semua masalah hanya ditumpangkan di atas pundakku? Aku memilih Lian bukan untuk membuatku menjadi seperti ini. Apa gunakanya mencintai dan memiliki seseorang, tetapi orang tersebut tidak balas mencintaimu dengan cara yang sama?" - P. 156

"Begitulah kurang ajarnya pria, setelah membuat hancur lebur hati perempuan, mereka bersikap seolah tidak pernah terjadi apa-apa." - P. 172

"Karmanya adalah menginginkan seseorang yang sudah memiliki lelaki lain di hatinya. Karmanya adalah mengetahui secara pasti bahwa seseorang tersebut tidak akan berpindah hati begitu saja. Karmanya adalah... Andrew tidak bisa mendapatkan peremupan yang dia cintai." - P. 237

"Mungkin dia memang seseorang yang gemar memainkan hati perempuan. Namun, dia tidak akan dan tidak pernah menggoda perempuan yang sudah dimiliki seseorang." - P. 242

"Relakan saja dia, Drew. Kamu nggak akan bahagia mencintai seseorang yang memiliki seseorang yang lain di hatinya. Sekuat apa pun kamu mencoba, selamanya kamu akan jadi yang kedua." - P. 277

No comments:

Post a Comment