Wednesday, May 9, 2018

[Review] Unsent Letter


Judul : Unsent Letter

Penulis : Elcessa

Penerbit : Grasindo

Tebal : 389 Halaman

"Takut kehilangan hanya untuk orang-orang yang merasa kalau di luar sana nggak akan ada orang lain yang mampu menyayangi dia."


BLURB

Tentang Kejora--yang rasa sedihnya ia tumpahkan dalam puluhan lembar surat. Tiap kata yang memenuhi lembarnya setara doa, harapan, dan rintihan yang terus meminta agar waktu dapat diputar ulang.

Tentang Raffa--dan rasa sesal yang memenuhi benaknya tanpa pernah berani ia keluarkan. Kata pisah terus membayang di ingatannya meski waktu telah berlalu, bersama imaji seorang gadis mungil yang menyandang nama bintang paling terang. Bintang yang jaraknya dua langkah dari sang mentari.

Tentang mereka--dan sebuah kisah yang mengalir dalam tumpukan surat. Surat-surat yang akan menguning, menjadi saksi bisu hal-hal yang pernah mereka bagi. Mungkinkah surat itu menjadi jalan bagi mereka untuk kembali menemukan?

- - - - - - - -

Menceritakan bagaimana kisah cintanya Kejora sama Raffa, anak SMA. Berawal dari bagaimana Kejora bertemu dengan Raffa, yang menurutku klasik, kayak di FTV-FTV gitu. Dari situlah hubungan mereka deket. Raffa si anak band yang so sweet dan Kejora si cewek yang sedikit anti sosial. Kesamaan mereka hanya satu, suka minum cokelat panas pake marshmallow lebih. Hal ini tentu aja mengusik Noah, sahabat Kejora satu-satunya. Baginya aneh melihat Kejora memiliki pasangan. Apalagi dengan kakak kelas yang punya pesona.
"Mungkin karena kamu yang paling terang di antara mereka semua? Buat gue, kamu selalu jadi bintang yang paling terang. Bintang yang jaraknya dua langkah dari sang mentari. Kejora. Kamu cahaya yang menuntun gue pulang." - P. 123
Hubungan yang semakin deket, nggak nutup kemungkinan kalau mereka malah jadian kan? Sama halnya kayak Kejora dan Raffa. Mereka baik-baik aja. Sampai Raffa sudah resmi lulus dari SMA dan mulai memasuki dunia kuliah. Raffa memilih untuk melanjutkan kuliah di ekonomi. Sesuai dengan apa yang diinginkan Papanya, dan tetap melanjutkan Constant Star, band bentukan Raffa dan keempat temannya. Seiring berjalannya waktu, Constant Star mulai dilirik label musik. Mulai dari sinilah masalah dimulai. Komunikasi yang jarang dan adanya gosip-gosip. Tau sendiri kan, media gimana? Hal itu menjadi pemicu buat hubungan Raffa-Kejora. Lalu, bagaimana mereka menghadapinya? Apakah mereka tetap bertahan? Atau malah terpecah?

Novel ini, sejak awal udah narik perhatianku. Apa ya? Menurutku seru gitu loh. Surat yang nggak tersampaikan. Isinya apa? Ternyata, Cessa membuat cerita ini kayak bikin diary. Jadi, setiap awal bab, adalah tanggal masa sekarang, yang menceritakan masa lalu. Flashback gitu. Nyeritainnya tetep dari sisi Kejora, tapi juga nggak ngelupain sisinya Raffa. Jadi kita tau, apa aja yang dihadepin Kejora waktu itu, gimana posisinya dia, apa aja kebimbangan yang dia rasain, semuanya jelas. Dan menurutku, Kejora ini, tipe orang yang kalo ngeliat orang lain atau orang yang dia sayangi bahagia, itu udah cukup bikin dia bahagia. Padahal kan nggak begitu. Kebahagiaan kita, ya kita capai pake mimpi-mimpi kita, apa impian kita. Bukan karena kebahagiaan orang lain.

Nggak cuma itu aja, untuk masalah mencapai mimpi, aku salur sama Raffa, dia bener-bener kerja keras untuk itu. Sayangnya, dia lupa, lupa sama orang yang support dia, orang yang bener-bener percaya, kalo mimpinya bisa terwujud satu saat. Itu yang dia lupa. Dia terlena, sama apa yang udah dia dapetin sekarang, dan akhirnya bikin dia jatuh dalam penyesalan.

Yang aku suka dari novel ini, bener-bener ngajarin kita, bahwa kita harus berupaya sekeras mungkin untuk mendapatkan apa yang kita mau, yang kita inginkan. Dan novel ini mengajarkan kita untuk sadar, bahwa kita nggak cuma harus ngraih mimpi kita, tapi kita juga perlu untuk ngeliat orang yang support kita, yang selalu ada buat kita, itu nggak boleh terlupakan. Sebelum penyesalan itu datang terlambat.

Quotable :
"Banyak orang yang nggak menyadari, lo, gue dan semua yang sekarang ini ada di sekitar kita adalah bagian dari musik. Itu musik, jantung lo yang berdetak seirama dengan helaan napas lo. Itu musik, yang mengalir di pembuluh darah lo, tapi nggak pernah cukup keras untuk lo dengar. Dan lo bertanya kenapa gue suka musik? Kejora, life is a constellation of rhytm." - P. 46

"Kenapa? Karena kedua matamu akan bersinar, Raf. It shines brightly everytime you talk about your passion and somehow I find it attracktive. Kamu lebih terlihat hidup, seakan nyawamu tiba-tiba bertambah dua. You look more like yourself." - P. 49

"Banyak orang yang nggak tau gimana diri kita sebenarnya, tapi daripada repot-repot cari tahu, mereka lebih milih bertingkah seakan memahami kita. Pada akhirnya, sosok yang mereka kira adalah kita yang akan menampar mereka keras di masa depan, karena kita yang sebenarnya jauh berbeda dari apa yang mereka harapkan." - P. 68 to 69

"Tapi, gue mau kamu tau kalau gue sayang banget sama kamu. Kalau gue bisa memilih, gue mau menghentikan waktu detik ini juga. Supaya gue tetep bisa berada di sini, sama kamu, lebih lama lagi." - P. 171

No comments:

Post a Comment