Judul : Secret Admirer 'Sincerely Affection'
Penulis : Faradita
Penerbit : Kubus Media
Tebal : 387 Halaman
"Masa lalu bakalan selalu jadi masalah. Apalagi masa lalu yang tiba-tiba berusaha mau jadi masa depan."
BLURB
Shinta mendapatkan apa yang tidak ia harapkan, namun merasakan apa yang ia impikan selama ini. Kesempatannya untuk berada di dekat Rama membuat Shinta lupa jika keterikatan di antara mereka adalah palsu. Bukan hanya mengelak, tapi ia juga mencoba mengabaikan jika perasaannya belum bersambut. Namun segala sikap manis yang diberikan Rama kadang membuat Shinta terlalu jauh berharap dan lupa jika Rama hanya memanfaatkannya.
Belum lagi seseorang dari masa lalu Rama yang tiba-tiba hadir. Memberi Shinta alasan kesekian untuk menyudahi kebohongan di antara mereka. Dan kebodohan lain lagi yang Shinta lakukan adalah membantu Rama mengiris hatinya.
- - - - - - -
Masih tentang Rama dan Shinta, kali ini, Shinta sudah mau menerima kehadiran Rama. Entah sebagai cowok yang mengantar-jemputnya saat sekolah, atau cowok yang tiba-tiba ngajakin dia ngedate. Bahkan bisa dibilang, hubungan keduanya membaik. Tapi cerita yang indah selalu terasa nggak enak kan? Selalu harus ada orang yang jahat yang datang mengganggu?
"Kamu hanya masa lalu, Karin. Yang kamu punya hanyalah kenangan. Seberapun indahnya kenangan yang kamu miliki, itu gak akan bisa menandingi apa yang aku miliki sekarang untuk Rama. Aku bisa lebih baik menyayanginya dari kamu. Aku bisa lebih banyak mengharaginya dari kamu." — P. 239
Karin, cewek yang menjadi masa lalu Rama. Bagi Rama kecil, Karin adalah sosok yang bernasib sama sepertinya, kekurangan kasih sayang dan juga kesepian. Munculnya Karin membuat hari Rama terasa berbeda. Tapi itu dulu. Bagi Rama saat ini, yang dia butuhkan hanya Shinta seorang. Nggak ada yang lain. Sayangnya, Karin ngrasa kalau Rama cuma mainin Shinta dan sekedar sebagai pengalih perhatian dari Karin. Hal inilah yang membuat Karin terus-terusan merong-rong dan selalu cari perhatian dengan berbagai cara licik.
Di novel yang kedua ini, konflik terasa lebih dalam. Karena, jujur aja, Karin sendiri orangnya agak psycho gitu. Nggak mau kalah. Dan Shinta sendiri produk terlalu baik! Apa-apa diiyain, apa-apa biarin aja. Hal itu lah yang akhirnya membuat Karin makin besar kepala. Tapi entah kenapa, aku lebih suka konflik di novel ini. Lebih dalem aja gitu. Karena kalau di novel yang pertama, kerasa teenlit gitu. Di sini, nggak tau kenapa, Rama lebih dewasa! Aduh, makin suka kan jadinya! Hahaha..
Penyelesaian masalah di sini juga lebih seru. Lebih sweet. Bisa diabetes lah kalo baca ini. Karena kelakuan Rama tambah jadi. Hahaha.. Yang jelas, novel ini worth to read.
Quotable :
Quotable :
"Gue gak punya cara yang tepat buat bisa ngomong sama lo, Ta. Gue kehabisan ide untuk bisa kenalan sama cewek yang selalu liatin gue dari jauh tanpa harus ngebuat dia lari." — P. 75
"Aku takut, Ta. Hati aku cuma satu, dan itu udah aku kasih buat kamu semua. Terus apa jadinya aku kalo kamu gak ada, Ta?" — P. 147
"Baginya, kebahagiaan perlu diciptakan. Bahkan pada takdir paling tragis pun pasti ada kebahagiaan di sana. Keputusannya adalah apakah kita mau menciptakan kebahagiaan itu sendiri?" — P. 181
"Aku mau kerja dulu. Mau ngerasain susahnya nyari uang. Abis itu usaha buat nabung untuk bayar kuliah." — P. 201
"Dari mana lo tau. Bisa aja Shinta nunggu lo ngejelasin. Cewek gak boleh lo diemin dengan prasangka buruk di kepalanya. Itu justru bikin dia makin sakit padahal hal yang dia pikirin belum jelas." — P. 258
"Untuk selanjutnya, akan selalu ada masalah kayak gini di antara kita. Bakal muncul Karin-Karin lain yang bisa bikin kita berdua goyah. Aku gak bisa cegah itu terjadi, tapi yang perlu kamu tau, aku akan terus pertahanin kamu. Siapa aja bisa datang dan mengganggu hubungan kita, tapi gak ada satu orang pun yang bisa menghentikan aku buat terus sayang sama kamu." — P. 371
No comments:
Post a Comment