Tuesday, June 9, 2020

[Review] The Wanker

Judul : The Wanker

Penulis : AliaZalea

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Tebal : 328 Halaman

"Sebagai laki-laki, apa yang Papa cari dari perempuan adalah hati. Kalau hatinya memang baik, yang lainnya akan ikut. Dan kalau memang suka dia, Papa harus menerima semuanya tentang dia."


B L U R B

Lu baru pindah ke apartemen barunya dan ada tiga hal yang dia sadari. Pertama, apartemennya berhantu; kedua, dia tidak bisa hidup tanpa Lola, terrier-nya; ketiga, tetangga depannya, Nico, adalah seorang bajingan alias wanker. A very hot and very famous wanker, but still a wanker.

Tetapi suatu insiden membuat Lu menemukan seorang teman pada diri Nico. Lu menyadari mereka memiliki banyak kesamaan, dan mungkin Nico tidak se-wanker itu. Sayangnya, kesalahpahaman terjadi, sehingga Lu harus mempertanyakan lagi anggapannya tentang Nico. Karena ternyata tetangganya bukan saja seorang wanker, tapi superwanker.

- - - - - - - - -

Nico, personil Pentagon yang masih belum move on dari mantannya, Denok. Walaupun saat bertemu dengan personil Pentagon yang lain dia bersikap seperti biasanya, bercanda, suka mengisengi satu sama lain, saat dia kembali ke apartemennya, dia akan kembali murung dan mulai merindukan Denok. Apalagi, hubungan mereka sudah berjalan dua tahun, kenangan yang mereka buat pun sudah banyak.
"Gue menyalahkan gue sendiri karena membiarkan diri gue dikontrol indra penciuman daripada pikiran." P. 61
Lu, tetangga baru di apartemen Nico. Tetangga yang malah mengingatkan Nico akan Denok karena bau parfumnya. Meskipun alasan ini tidak diterima oleh Lu, tapi nyatanya karena satu kejadian, mereka bisa berteman baik loh. Meskipun cara berteman mereka cukup unik.

Meskipun pertemanan mereka berdua terlihat baik-baik saja, Nico tidak tahu apa pekerjaan Lu sebenarnya. Yang Nico tahu, Lu selalu pulang subuh dan berangkat kerja pada malam hari. Akhirnya, Nico selalu menyimpulkan pekerjaan yang sedang dilakukan Lu adalah hal yang negatif di mata masyarakat. Bagaimana kalau Lu tau penilaian Nico terhadapnya sangat negatif? Akankah mereka masih berteman baik?


R E V I E W

Akhirnya aku ngbaca novel kak AliaZalea lagi setelah yang terakhir baca Boy Toy. Rasanya kangen sekali dengan gaya menulisnya kak AliaZalea yang fun.

Waktu baca judul dan ngelihat covernya, jujur aja aku tuh bingung. Wanker ini sebenernya julukan atau umpatan. Nah, pas baca di bagian Nico ketemu sama Lu, barulah aku paham sama sebutan Wanker ini. Menurutku, Nico sama Lu ini apa ya? Hmm.. Mereka ini cukup unik dan menggemaskan. Nico yang kadang bisa nyebelin dan supportif di saat yang bersamaan. Sedangkan Lu, di awal dia tuh nyebelin banget. Ya mungkin karena pertemuan pertamanya sama Nico kali ya, jadi bentuk defensenya dia kayak gitu.

Selain itu, komunikasi itu penting banget gitu kalo misalnya suka sama seseorang. Jadi jangan sampe kita tuh ngambil kesimpulan sendiri tentang orang itu. Nggak semua yang kita pikirin itu bener, dan kadang malah amat sangat jauh beda sama apa yang kita ekspektasiin. Kalo sampe orang itu tau, pasti bakalan jadi kayak Lu banget deh. Pasti kesel, sebel, pengen ngatain.


Quotable:
"Menurut Papa, kalau Papa cinta dia, seharusnya itu nggak jadi masalah. Kamu mungkin punya persepsi buruk tentang bintang film porno, tapi orang mungkin punya persepsi yang sama tentang penyanyi. Coba kamu pikirkan, pasti ada perempuan di luar sana yang nggak mau pacaran dengan penyanyi seperti kamu. Karena menurut mereka, pekerjaan kamu nggak stabil. Mana sering sekali dikelilingi narkoba dan perempuan lagi." P. 161

"Intinya, kita nggak boleh berprasangka buruk tentang seseorang hanya karena pekerjaan mereka. Pekerjaan tidak mendefinisikan seseorang." P. 161

"Kamu harus minta maaf berkali-kali. Nggak peduli apakah dia mau dengar, pasang muka judes, atau bilang dia nggak mau lihat kamu lagi. Kalau kamu mau serius dengan dia, kamu harus tunjukin bahwa kamu pantang menyerah. Bahwa dia worth it." P. 252

"Dan sebisa mungkin kamu cari cara untuk bantu dia, tanpa mengharapkan balasan apa-apa selain bahwa dia akan bisa lihat kamu betul-betul peduli. Lama-lama dia akan maafin kamu." P. 252

"My heart is yours. It's up to you what you wanna do with it" P. 317

No comments:

Post a Comment