Tuesday, April 24, 2018

[Review] She's The Boss


Judul : She's The Boss

Penulis : Wiwi Suyanti

Penerbit : Kubus Media

Tebal : 566 Halaman

"Hidup macam apa yang harus mereka lanjutkan jika mereka tidak bisa saling memiliki?"


BLURB

Bos satu ini bakal menganggapmu taburan seledri di atas kuah bakso.
Serius.

"Kalau bisa jangan tatap matanya. Atau jangan bernapas sekalian!" Tatapan
lasernya mampu menghabisimu sebelum bibirmu sanggup berucap.

Perkenalkan: Wyne Gunardi. Cantik, muda, perfeksionis, dan benci pria tolol (namun
diam-diam sering melakukan hal tolol seperti menyetrika pakainan di malam hari sambil meneguk
red wine).

Bayangkan jika bos killer dengan aura Jumat Kliwon ini, harus berhadapan dengan
seorang fotografer muda yang cerewet, playboy, digilai banyak wanita, dna memiliki
tingkat narsis akut yang tiada tara.

Hanya keajaiban yang bisa membuat mereka 'damai'.

Namun tidak banyak yang tahu, bahwa kadang-kadang keajaiban itu senang bercanda.

- - - - - - - - -

Yuk kenalan sama bos cewek satu ini. Kalau kemarin kita bahasnya tentang bos cowok, kali ini sama bos cewek. Wyne Gunardi. Bos yang bisa dibilang killer abis. Kalah deh itu guru Fisika atau Mtk. Selain itu, kita kenalan juga sama Zachary Tse, cowok begajulan pada umumnya, cerewet, tapi humoris. Gimana dong? Menarik hati kan?
"Penulis adalah pemimpi yang memiliki daya imajinasi tanpa batas dan mampu menuangkan isi pikirannya untuk berbagi dengan orang lain." - P. 74
Wyne, karena dikejar-kejar lagi sama Ardan Revano, mantannya yang dulu dijauhinya setengah mati setelah mempermalukan dirinya sendiri di depan Papa Wyne, memutuskan untuk membuat Zach sebagai rebound guy. Yah, istilah kasarnya sih pelampiasan. Biar dia nggak inget lagi sama Ardan, dan biar dia punya alesan buat ngejauhin diri dari Ardan. Awalnya, Zach adalah sosok menyebalkan. Apalagi waktu awal sekali, dia mau diinterview. Memalukan! Gimana bisa, seorang cowok nyerocos kayak kereta api tanpa peduli siapa yang diajak ngomong. Dan ternyata, yang daritadi jadi pembahasan ceritanya itu Wyne, si bos galak tapi punya badan yang kecil. Tapi siapa sangka, kalau ujung-ujungnya, Wyne mempercayakan semuanya sama Zach. Nggak tau deh kesambet apaan. Atau mungkin Wyne pikir, dia adalah cowok yang tidak dikenal Ardan, sekaligus keponakan dari salah satu sahabat Papanya Wyne. Saat pendekatan, yang bermasalah hanya Wyne, tapi saat Zach mulai serius, masalah malah mulai muncul! Bisakah Zach melewatinya?

Oke, karya ketiga kak Wiwi nih! Bersemangat banget aku bacanya. Seperti biasa, setiap novel yang kak Wiwi buat, selalu mengandung pesan moral. Dan pesan moralnya kali ini bukan pesan tentang orang tua kayak 2 novel sebelumnya. Tapi tentang perjuangan. Iya, perjuangan buat dapetin apa yang kamu mau! Guile! Sadis yak? Di sini, bener-bener diajarin, gimana kerasnya perjuangan. Gimana kerasnya dapetin restu. Dan tentu aja, belajar untuk merelakan dan kehilangan.

Dengan pembawaan alur yang seru, 500 halaman ini nggak akan cukup rasanya. Di awal dibuat kesel sama kelakuan Zach dan Wyne, di pertengahan kita dibuat ketawa-ketiwi, dan kemudian kita diajak 'ketawa' bahagia liat kelakuan mereka berdua. Dan seperti novel kak Wiwi sebelumnya, bahasanya ringan, alurnya juga nggak bikin kita pusing. Yang jelas entertaining banget! Novelnya bisalah jadi refreshing di hari yang lelah. Karena Bang Zach siap bikin lelahmu menghilang. Hahaha..

Quotable :
"...bahwa semua manusia akan berubah suatu saat, entah karena hidup membuat mereka semakin dewasa atau karma yang memutuskan untuk menampar mereka bolak-balik." - P. 18

"Karena manusia adalah makhluk yang paling kompleks. Kita bisa memotret sebatang pohon di tengah hutan dan dia selamanya akan tetap jadi sebatang pohon di tengah hutan. Tapi saat kita mengabadikan seorang manusia, misalnya saat ia sedang memejamkan mata dan menundukkan kepala, masing-masing orang bisa memiliki persepsi yang berbeda tentang foto kita." - P. 167

"Aku bercanda, Winnie. Yang terpenting adalah aku bisa menjadi laki-laki beruntung yang diberi kesempatan untuk mendampingimu. Jatuh cinta itu tidak enak. Rasanya buruk sekali. Tapi aku tidak akan menggantikannya dengan apa pun karena jatuh cinta denganmu rasanya menyenangkan." - P. 288

"Kamu adalah perempuan yang layak untuk dipinang secara baik-baik, aku tidak akan bersikap pengecut dengan memacarimu diam-diam. Kita tidak perlu bermain belakang, Wyne, kecuali kalau malam-malam saat tidak ada yang melihat." - P. 323 to 324.

"Mungkin Zach adalah pria yang bukan hanya sanggup mengejutkannya, tetapi juga sanggup membuktikan padanya bahwa menyatukan kembali semua kepingan hatinya yang pernah patah dan pernah diserahkan pada seseorang, bukanlah sesuatu yang menakutkan." - P. 327

"Menjadi orang dewasa memang menyenangkan, tapi jangan lupa untuk bersenang-senang dan menyimpan jiwa anak kecil itu di hatimu. Orang dewasa kadang lupa bersenang-senang. Jangan biarkan hal itu terjadi padamu kelak, Wyne." - P. 383

"...karena aku tahu jauh di masa depan sana.. pencapaian sebesar apa pun yang nanti akan aku raih, semuanya tidak akan ada artinya bila aku tidak memiliki keluargaku yang utuh." - P. 401

"Seorang ayah memang jarang bicara. Namun, hatinya berkata lebih banyak dari bibirnya, hatinya berseru bahwa sang anak adalah hadiah termahal yang pernah ia terima dalam hidupnya. Itu sudah melebihi cukup. Sangat cukup." - P. 403

"Dan, Zach.. di hidup ini barangkali tidak semua impian bisa kita raih, tapi selalu percaya bahwa kita hidup untuk sebuah alasan." - P. 422

"Berkorban adalah kekuatan terbesar seorang ibu." - P. 523

No comments:

Post a Comment