Judul : Jarrvis Chavali
Penulis : Ainun Nufus
Penerbit : Diandra
Tebal : 289 Halaman
"Jangan pernah berhenti berharap, karena Than tahu saat yang tepat."
BLURB
Bukan tentang percintaan menggebu, ini tentang hati yang bicara tanpa banyak kata.
Chavali Fathina, perempuan yang hidup hanya dengan menjalani hari tanpa impian. Baginya, hidup hanya menjalani hari selagi masih bisa bernapas.
Jarrvis Mahegas, pria yang hidup hanya untuk kerja. Baginya, hidup hanya untuk berangkat ke kantor dan menikmati secangkir kopi hitam.
Kerja bersama bertahun-tahun, Chavali dan Jarrvis hanya berinteraksi lewat secangkir kopi, menu makan siang, kaktus, dan pekerjaan. Lalu satu peristiwa membuat mereka menjadi semakin sering bersinggungan, bukan sekadar kopi, makan siang, kaktus, dan pekerjaan. Jika sebuah kebiasaan membuatmu merasa kehilangan. Lalu apa yang akan kamu lakukan?
Chavali Fathina, perempuan yang hidup hanya dengan menjalani hari tanpa impian. Baginya, hidup hanya menjalani hari selagi masih bisa bernapas.
Jarrvis Mahegas, pria yang hidup hanya untuk kerja. Baginya, hidup hanya untuk berangkat ke kantor dan menikmati secangkir kopi hitam.
Kerja bersama bertahun-tahun, Chavali dan Jarrvis hanya berinteraksi lewat secangkir kopi, menu makan siang, kaktus, dan pekerjaan. Lalu satu peristiwa membuat mereka menjadi semakin sering bersinggungan, bukan sekadar kopi, makan siang, kaktus, dan pekerjaan. Jika sebuah kebiasaan membuatmu merasa kehilangan. Lalu apa yang akan kamu lakukan?
- - - - - - - -
Jarrvis, seorang CEO di perusahaan miliknya. Pekerjaannya setiap hari adalah datang lebih pagi dari karyawannya, dan pulang lebih malam dari karyawannya. Kehidupannya sehari-hari hanya berkutat pada pekerjaan dan kopi. Nggak ada daftar cewek atau setidaknya kata 'cewek, istri atau pasangan' terlintas, meskipun umurnya kini sudah matang. Sementara Chavali, cewek yang memliki jabatan sebagai sekretaris Jarrvis. Pekerjaannya sehari-hari hanyalah berangkat ke kantor, menyiapkan kopi untuk Jarrvis dan mengurusi kebutuhan meeting Jarrvis. Pernah dikecewakan membuat dia lebih memilih untuk menutup diri dari laki-laki.
Novel kedua kak Ai yang aku baca! Sejak awal mulai gencar-gencarnya, promo, aku kira, Chavali ini cowok. Makanya aku agak heran, apa novel kak Ai kali ini bakalan berhubungan dengan LGBT. Ternyata tidak. Chavali itu nama cewek. Lucu gitu ya. Nama ceweknya Chavali. Hihihi.. Dan ternyata, ceritanya emang seseru itu! Apalagi Jarrvis-Chavali ini orang yang sama-sama cuek dan irit ngomong.
Aku tuh sukanya di bagian yang setelah mereka menikah. Jarrvis yang masih tetep cuek dan kurnag peduli, Chavali yang mulai pengen diperhatiin. Dan cara mereka berinteraksi ini lucu banget. Meskipun aku yakin juga, kalau misalnya aku yang ngalamin, pasti kesel banget. Soalnya aku ceriwis anaknya, nggak bisa sama yang cuek-cuek. Hahaha.. Selain itu, moral cerita ini tuh apa ya.. Hmm.. Komunikasi. Kayaknya itu hal yang pentingggg banget dalam satu hubungan. Trus nggak boleh gampang emosian juga. Karena nggak baik juga kalo gampang emosian, masalahnya susah kelarnya gitu.
Quotable:
"Tak ada salahnya punya harapan. Semampu saya akan mengabulkannya." — P. 55Satu ketika, Jarrvis harus membawa Chavali ke suatu acara, dimana acara tersebut membuat hidup Chavali berubah. Tak hanya datang dari orang tua Jarrvis, orang tua Chavali pun ikut mempertanyakan, bagaimana hubungan mereka sebenarnya. Apalagi hal ini sampai tercium ke awak media. Belum lagi, sebenarnya, Chavali ini sudah mau dijodohkan sama orang lain. Lalu, bagaimana kalau masa lalu Jarrvis malah datang dan mengacaukan segalanya?
Novel kedua kak Ai yang aku baca! Sejak awal mulai gencar-gencarnya, promo, aku kira, Chavali ini cowok. Makanya aku agak heran, apa novel kak Ai kali ini bakalan berhubungan dengan LGBT. Ternyata tidak. Chavali itu nama cewek. Lucu gitu ya. Nama ceweknya Chavali. Hihihi.. Dan ternyata, ceritanya emang seseru itu! Apalagi Jarrvis-Chavali ini orang yang sama-sama cuek dan irit ngomong.
Aku tuh sukanya di bagian yang setelah mereka menikah. Jarrvis yang masih tetep cuek dan kurnag peduli, Chavali yang mulai pengen diperhatiin. Dan cara mereka berinteraksi ini lucu banget. Meskipun aku yakin juga, kalau misalnya aku yang ngalamin, pasti kesel banget. Soalnya aku ceriwis anaknya, nggak bisa sama yang cuek-cuek. Hahaha.. Selain itu, moral cerita ini tuh apa ya.. Hmm.. Komunikasi. Kayaknya itu hal yang pentingggg banget dalam satu hubungan. Trus nggak boleh gampang emosian juga. Karena nggak baik juga kalo gampang emosian, masalahnya susah kelarnya gitu.
Quotable:
"Ya, atau ke mana pun kamu mau pergi, saya temani besok malam. Asal bisa membuatmu senang." — P. 88
"Hidup itu perlu dihadapi dengan santai, biar menyenangkan dan nggak stres." — P. 101
"Mereka bisa lupa tentang apa saja, tapi tidak urusan cinta. Sebab, rasa itu benar-benar lahir dari hati yang tulus." — P. 142
"Ketika orang sedang bersedih, sebuah pelukan lebih bermakna daripada kata-kata." — P. 143
"Chav.. jangan main tebak-tebakan. Saya benar-benar nggak ngerti. Ini pertama kalinya saya berurusan dengan perempuan yang sedang marah." — P. 200
"Cintaku banyak alasan, tapi aku nggak punya alasan untuk meninggalkanmu." — P. 242
"Laki-laki dan perempuan itu beda. Laki-laki tak suka menyulitkan diri sendiri, sedangkan perempuan, pekerjaan utamanya adalah menyakiti diri sendiri dengan memikirkan hal yang belum tentu terjadi." — P. 251
"Mungkin kita mengawali hubungan kita tanpa rasa. Tapi sekarang, entah sejak kapan aku mencintaimu. Tolong, jangan lakukan ini padaku." — P. 263
No comments:
Post a Comment