"Jangan pesimistis akan cinta, Nada. Untuk mendapatkan cinta yang bertahan sampai akhir hayat itu tidak datang dengan sendirinya, melainkan diciptakan bersama."
"Aku akan hidup, Ingga. Membesarkan dan menjaga anakmu. Aku akan melihatnya tumbuh dewasa. Aku kan memilihkan calon istri yang paling baik untuknya. Aku akan pastikan ia meneruskan Panah Nusantara. Aku akan pastikan ia hiudp bahagia."
"Ini melegakan sekaligus membahagiakan, Mia. Tapi kurasa aku harus memberi penjelasan lebih. Aku telah menyiapkan pidato panjang yang bagus sebagai testimony yang akan membuatmu sulit menolakku kembali."
"Apa pun yang terjadi, mulai sekarang tolong percaya bahwa aku akan selalu berusaha untuk memercayaimu. Bahwa aku adalah salah satu momen yang membentuk melodi dalam hidupmu."
"Lagi pula, cinta itu tidak pernah berhitung tentang kekurangan dan kelebihan. Karena cinta ada untuk membuat dua orang yang merasakannya saling melengkapi."
"Mendendam itu sangat sakit, bukan? Kamu udah mengalaminya, kan? Ngeuang perasaan dendam itu sangat sulit. Aku tahu itu. Tapi karena sulit itulah, jangan lagi kamu ungkit perbuatan mereka dulu. Buat lembaran baru dalam hidup kamu."
"Cinta memang akan kalah melawan maut, tetapi cinta mampu mematahkan mantra-mantra jahat di dunia ini. Menebarkannya dengan hati yang tulus, maka kelas akan menuainya dengan ribuan kali kebahagiaan tak terduga."