Judul : Fallega
Penulis : Dana Fazaira
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 338 Halaman
"Mendendam itu sangat sakit, bukan? Kamu udah mengalaminya, kan? Ngeuang perasaan dendam itu sangat sulit. Aku tahu itu. Tapi karena sulit itulah, jangan lagi kamu ungkit perbuatan mereka dulu. Buat lembaran baru dalam hidup kamu."
BLURB
Fallega Dinata kembali ke Jakarta!
Setelah diasingkan karena dianggap mencoreng nama baik keluarga, cewek itu kembali sebagai mahasiswi tomboi yang disegani para mahasiswa. Semua orang yang mengenalnya tidak percaya dengan penampilannya yang berubah 180 derajat. Mereka tambah gempar karena Fal mengaku hilang ingatan.
Apa iya Fal hilang ingatan karena insiden beberapa tahun lalu? Sayangnya, itu hanya rumor yang cewek itu ciptakan sendiri. Mana mungkin dia amnesia setelah dihunjam dengan pengkhianatan dan rasa sakit hati yang begitu mendalam? Fal kembali untuk membuat perhitungan dengan mereka yang sudah membuat hidupnya hancur. Rumor itu Fal sebar agar dia bisa menjalankan rencana balas dendam yang sudah dia siapkan matang-matang.
Dalam menjalankan rencana itu, Fal bertemu dengan Rani dan Awi, dua sosok yang mengajarkannya berbagai kebaikan. Fal juga mesti berhadapan dengan Aji––cinta masa lalu––yang sudah mengkhianatinya.
Setelah rencana dijalankan dengan begitu rapi, haruskah dia mundur setelah tahu bahwa masih ada ketulusan dan rasa penyesalan dari orang-orang itu? Lantas, bagaimana jika sesungguhnya Fal masih mengharapkan cinta tulus dari Aji?
Setelah diasingkan karena dianggap mencoreng nama baik keluarga, cewek itu kembali sebagai mahasiswi tomboi yang disegani para mahasiswa. Semua orang yang mengenalnya tidak percaya dengan penampilannya yang berubah 180 derajat. Mereka tambah gempar karena Fal mengaku hilang ingatan.
Apa iya Fal hilang ingatan karena insiden beberapa tahun lalu? Sayangnya, itu hanya rumor yang cewek itu ciptakan sendiri. Mana mungkin dia amnesia setelah dihunjam dengan pengkhianatan dan rasa sakit hati yang begitu mendalam? Fal kembali untuk membuat perhitungan dengan mereka yang sudah membuat hidupnya hancur. Rumor itu Fal sebar agar dia bisa menjalankan rencana balas dendam yang sudah dia siapkan matang-matang.
Dalam menjalankan rencana itu, Fal bertemu dengan Rani dan Awi, dua sosok yang mengajarkannya berbagai kebaikan. Fal juga mesti berhadapan dengan Aji––cinta masa lalu––yang sudah mengkhianatinya.
Setelah rencana dijalankan dengan begitu rapi, haruskah dia mundur setelah tahu bahwa masih ada ketulusan dan rasa penyesalan dari orang-orang itu? Lantas, bagaimana jika sesungguhnya Fal masih mengharapkan cinta tulus dari Aji?
- - - - - - - - -
Fallega Dinata, cewek yang beberapa tahun lalu sempat diasingkan di Sydney karena ada yang menyebarkan aibnya dan hal itu membuat nama keluarga Dinata, salah satu pengusaha kayak di Jakarta jelek. Anehnya, dia tiba-tiba kembali karena ingin membalas dendam pada mantan sahabatnya, Icha, Dhini, Indah, Rino dan Aji, mantan pacarnya.
Di sisi lain, para mantan sahabat Fal, Icha, cewek yang cukup matre, buruk dalam mengambil keputusan dan kadang seenaknya sendiri. Mendeklarasikan dirinya sebagai ketua Black Butterfly, grup yang dulunya bernama Butterfly yang berisi dirinya, Fal, Indah dan juga Dhini. Ada juga Indah, model yang kemampuan untuk berpikirnya nggak pinter-pinter amat, tapi kalau dia mau belajar, dia pasti bisa. Dhini, cewek kalem, yang dulunya cukup dekat dengan Fal, pintar, tapi sayangnya, dia nggak begitu disayangi keluarganya. Sedangkan Rino adalah pacar Icha, dan Aji, mantan pacar Fal yang sampai saat ini masih menyayangi Fal, walaupun di sisi lain, dia merasa bersalah.
Saat Fal datang ke Unversitas Harvaniza, sebenarnya dia sudah bertemu dengan Black Butterfly, sayangnya, dia nggak mau langsung begitu aja menampakkan diri. Dia mencari teman yang nantinya akan dimanfaatkannya saat melancarkan misi balas dendamnya ini dan dia menemukan Rani, anak yang tampangnya udik, tapi memiliki hati yang baik. Dengan berkedok lupa ingatan, Fal kemudian melancarkan aksi balas dendamnya, masuk ke dalam Black Butterfly dan mulai menanyakan ada hubungan apa mereka dulu sambil tetap memikirkan sela untuk balas dendam.
Sampai suatu ketika, Rani, mengetahui alasan kenapa Fal kembali ke Jakarta dan juga misi balas dendamnya. Apakah Rani bisa menghentikan Fal?
Jadi, ceritanya, aku liat novel ini dulu di instastory salah satu temen bookstagram gitu. Nah, pas Mama pulang dan bilang ada paket, aku penasaran dong. Eh ternyata dikirimin buku ini sama Gramedia dan kak Utha! Makasih banyak kak :)
Awalnya, kukira novel ini bakalan kayak novel Forever Monday, atau novel yang bales dendam sampe akhirnya malah kecentok sendiri gitu. Ternyata nggak banget! Bener-bener beda. Novel ini banyak banget moral yang bisa diambil. Baik untuk kehidupan sehar-hari atau kebaikan mental kita. Meskipun menurut pengarangnya, novel ini tuh udah mengendap sepuluh tahun di laptopnya dia sebelum akhirnya dipinang sama Gramedia.
Novel ini tuh gimana ya jelasinnya. Menurutku seru banget. Mulai dari awal Fal sampe ke Jakarta, sampe akhirnya dia melancarkan balas dendamnya. Awalnya itu nggak diceritain sih, kenapa dia balas dendam. Cuma dijelaskan ada aib aja. Aibnya apa nggak dijelasin secara detail. Sampe dia ketemu Rani, balik lagi ke grupnya dan bahkan sempet sayang lagi sama Aji. Secara alur, alurnya cepet banget, bat bet bat bet gitu. Tapi aku nyaman sih sama alurnya. Karena kalo lambat, bakalan ngebosenin gitu.
Untuk karakter, meskipun tergolong banyak karakter, karena ada temen-temennya Aji dan Rino, belum lagi anak kampus Harvaniza sendiri, nggak membingungkan dan porsinya cukup, nggak kebanyakan atau berat di salah satu sisi. Kuat juga untuk penokohannya.
Intinya sih, kalo dari aku, rekomen banget sama novel ini. Karena relate banget lah sama kita di jaman sekarang. Meskipun aku yakin banget, bales dendam yang kita lakuin nggak se-ekstrim Fal, tapi tetep lah. Nilai untuk pendewasaan para karakternya dapet banget. Kalo kata anak jaman sekarang mah, MANTUL, mantap betul!
Quotable:
"Hidup ini jangan disia-siakan. Nanti kamu nyesel kayak Eyang. Jangan hirauin masa lalu yang pernah kamu lewati. Sekarang kan kamu udah mulai dengan lembaran baru. Kamu nggak perlu menengok ke belakang lagi." — P. 22Sekembalinya Fal ke Jakarta, dia tinggal bersama dengan kakeknya, yang cukup perhatian dengannya. Bahkan dia juga mendaftarkan diri ke universitas milik yayasan SMAnya. Ya tentu saja semua itu dalam rangka pembalasan dendam beberapa tahun lalu.
Di sisi lain, para mantan sahabat Fal, Icha, cewek yang cukup matre, buruk dalam mengambil keputusan dan kadang seenaknya sendiri. Mendeklarasikan dirinya sebagai ketua Black Butterfly, grup yang dulunya bernama Butterfly yang berisi dirinya, Fal, Indah dan juga Dhini. Ada juga Indah, model yang kemampuan untuk berpikirnya nggak pinter-pinter amat, tapi kalau dia mau belajar, dia pasti bisa. Dhini, cewek kalem, yang dulunya cukup dekat dengan Fal, pintar, tapi sayangnya, dia nggak begitu disayangi keluarganya. Sedangkan Rino adalah pacar Icha, dan Aji, mantan pacar Fal yang sampai saat ini masih menyayangi Fal, walaupun di sisi lain, dia merasa bersalah.
Saat Fal datang ke Unversitas Harvaniza, sebenarnya dia sudah bertemu dengan Black Butterfly, sayangnya, dia nggak mau langsung begitu aja menampakkan diri. Dia mencari teman yang nantinya akan dimanfaatkannya saat melancarkan misi balas dendamnya ini dan dia menemukan Rani, anak yang tampangnya udik, tapi memiliki hati yang baik. Dengan berkedok lupa ingatan, Fal kemudian melancarkan aksi balas dendamnya, masuk ke dalam Black Butterfly dan mulai menanyakan ada hubungan apa mereka dulu sambil tetap memikirkan sela untuk balas dendam.
Sampai suatu ketika, Rani, mengetahui alasan kenapa Fal kembali ke Jakarta dan juga misi balas dendamnya. Apakah Rani bisa menghentikan Fal?
Jadi, ceritanya, aku liat novel ini dulu di instastory salah satu temen bookstagram gitu. Nah, pas Mama pulang dan bilang ada paket, aku penasaran dong. Eh ternyata dikirimin buku ini sama Gramedia dan kak Utha! Makasih banyak kak :)
Awalnya, kukira novel ini bakalan kayak novel Forever Monday, atau novel yang bales dendam sampe akhirnya malah kecentok sendiri gitu. Ternyata nggak banget! Bener-bener beda. Novel ini banyak banget moral yang bisa diambil. Baik untuk kehidupan sehar-hari atau kebaikan mental kita. Meskipun menurut pengarangnya, novel ini tuh udah mengendap sepuluh tahun di laptopnya dia sebelum akhirnya dipinang sama Gramedia.
Novel ini tuh gimana ya jelasinnya. Menurutku seru banget. Mulai dari awal Fal sampe ke Jakarta, sampe akhirnya dia melancarkan balas dendamnya. Awalnya itu nggak diceritain sih, kenapa dia balas dendam. Cuma dijelaskan ada aib aja. Aibnya apa nggak dijelasin secara detail. Sampe dia ketemu Rani, balik lagi ke grupnya dan bahkan sempet sayang lagi sama Aji. Secara alur, alurnya cepet banget, bat bet bat bet gitu. Tapi aku nyaman sih sama alurnya. Karena kalo lambat, bakalan ngebosenin gitu.
Untuk karakter, meskipun tergolong banyak karakter, karena ada temen-temennya Aji dan Rino, belum lagi anak kampus Harvaniza sendiri, nggak membingungkan dan porsinya cukup, nggak kebanyakan atau berat di salah satu sisi. Kuat juga untuk penokohannya.
Intinya sih, kalo dari aku, rekomen banget sama novel ini. Karena relate banget lah sama kita di jaman sekarang. Meskipun aku yakin banget, bales dendam yang kita lakuin nggak se-ekstrim Fal, tapi tetep lah. Nilai untuk pendewasaan para karakternya dapet banget. Kalo kata anak jaman sekarang mah, MANTUL, mantap betul!
Quotable:
"Eyang pernah bilang sama kamu kan kalau jangan pernah menyia-nyiakan waktu? Terkadang hidup nggak pernah memberi kesempatan kedua." — P. 78
"Beginilah kalau ego sudah membakar habis hati—beginilah kalau membenci seseorang. Yang sakit bukan orang yang dibenci, melainkan diri kita sendiri." — P. 223
"Dendam malah akan membuat kamu sakit. Dendam itu nggak bisa buat irang yang kita dendam berubah, juustru dendam yang bakal ngerusak organ kita karena yang sakit malah orang yang mendedndam. Jadi apa gunanya mendendam?" — P. 224
"Pengalaman hidup memang yang paling penting. Dan pengalaman mengenal Fal membuatnya bisa belajar tentang arti cinta, persahabatan, serta hati nurani." — P. 274
No comments:
Post a Comment