Wednesday, November 28, 2018

[Review] Replay


Judul : Replay

Penulis : Seplia

Penerbit : Gramedia

Tebal : 213 Halaman

"Jangan pesimistis akan cinta, Nada. Untuk mendapatkan cinta yang bertahan sampai akhir hayat itu tidak datang dengan sendirinya, melainkan diciptakan bersama."


BLURB

Nada pernah berjanji tidak akan membiarkan orang lain bunuh diri. Tapi sejak mengenal Audy, ia kehabisan akal dalam menepati janji tersebut. Audy, gadis yang berulang kali mencoba bunuh diri itu, egitu penuh kejutan.

Ujian tari membuat Nada terpaksa meminta bantuan Nino, pacar Audy, untuk mengiringi komposisi tariannya. Ia tidak memahami perasaan hangat yang timbul setiap melihat pemuda itu bernyanyi sambil memainkan jemari di tuts piano.

Nada tidak menyadari bahwa secara perlahan, kehadirannya mengganggu hubungan Nino dan Audy. Perlahan, Nada menjadi orang yang ia benci. Seperti wanita yang merebut ayahnya dan membuat ibunya bunuh diri.

Dapatkah Nada menepati janji?

- - - - - - - - - -

Nada, cewek yang baru aja pindah ke apartemen karena nggak mau tinggal di rumahnya yang juga tempat di mana ibunya bunuh diri karena ayahnya ketahuan selingkuh. Bagi Nada, hal itu tentu aja nggak termaafkan, apalagi sampe harus membuat ibunya pergi meninggalkannya. Nada ini seorang penari yang sedang melanjutkan kuliah di sebuah universitas di Jakarta.
"Aku ulangi, jangan sebut-sebut soal bunuh diri di hadapanku! Ibuku meninggal karena bunuh diri, dan aku tidak sempat menyelamatkannya." — P. 22
Audy, anak psikologi, tapi kayaknya psikologinya dia terganggu deh. Karena, di saat Nada baru dua hari pindah, dia udah berisik dan ngancem bunuh diri sama Nino, pacarnya. Bahkan, di saat awal-awal Nada pindah, tetangganya yang lain mengatakan bahwa Nada harus betah-betah, karena Audy cukup berisik.

Awalnya, Nada menganggap Audy hanya sekadar mengancam Nino dan hal itu main-main, tapi nyatanya nggak. Karena kedekatannya dengan Nino, dia melihat sendiri bagaimana keadaan Audy kemudian! Hal itulah yang kemudian membuatnya berpikir, bahwa dia lama-lama nggak beda jauh sama cewek yang jadi selingkuhan ayahnya. Lalu, apa keputusan yang akan dibuat Nada?


Novel yang sempat hits beberapa tahun lalu, dan kali ini hits lagi. Jujur aja, dari segi cover, menarik udahan, gimana nggak? Warna covernya kuning gonjreng! Pasti langsung menarik untuk dipandang mata. Yang kedua, siapa yang nyangka, tema yang diambil sedikit menohok kita. Karena hal ini tentu nggak jauh-jauh amat kan dari kita?

Awal ngebaca novel ini sempet heran, kok begini, kok begitu. Tapi pas makin mendekati konflik, entah kenapa aku benci sama Audy, apa ya? Kesannya menggampangkan hidup. Suka-suka dia, kalo mau bunuh diri sekarang, ya bunuh diri aja. Pekara yang lainnya urusan nanti. Padahal itu hal yang menjengkelkan abis! Tapi kemudian, di akhir cerita, kita dapet moral yang penting. Ya bahwa masa lalu itu nggak akan mengubah apa pun, sekalipun kita ingin banget mengubahnya. Belajar untuk melepaskan masa lalu, karena dengan melepaskan masa lalu, kita juga bisa menata masa depan dengan baik.

Terakhir, plot twistnya ngena banget yak! Aku sampe kaget. Hehehe.. Tapi novel ini bagus, ngasih kita penyelesaian masalah yang kita punya, nggak harus dengan bunuh diri atau malah ditinggal. Tapi dihadapi.

Quotable:
"Aku tahu, cinta memang egois. Tidak mau berbagi pada siapa pun atau apa pun. Tapi kamu harus percaya pada pasanganmu. Sebisa mungkin membicarakannya baik-baik kalau ada masalah. Tindakanmu ini bodoh. Cara cemburumu tidak cerdas. Kamu menyakiti diri sendiri. Apa dengan begini kamu puas?" — P. 100

"Menyukai hal yang sama memang membuat orang bisa dekat, tapi tak lantas bisa membuat keduanya saling jatuh cinta." — P. 141

"Ada dua tipe orang di dunia ini yang terpaksa menjalani hari-hari dengan bayangan kelam masa lalu. Ada yang memilih menyibukkan diri dalam keramaian, ada pula yang lebih memilih sepi dan angan." — P. 187

"Tetapi kamu juga harus sadar bahwa tidak ada manusia yang benar-benar lurus jalan hidupnya di dunia ini. Tidak ada orang yang sepenuhnya jahat dan sepenuhnya baik. Setiap kita memiliki kedua sifat itu, hanya kadarnya saja yang berbeda." — P. 197

"Hidup tidak pernah mudah. Perjalanan ke depan akan sangat sulit. Lebih baik kamu tidak melaluinya sendirian. Kamu akan lelah di tengah jalan dan pada akhirnya menyerah." — P. 198

"Aku tahu. Kali ini aku ingin membuktikan pada diriku sendiri, padamu, pada ayahmu, kalau cinta sejati itu memang ada. Hubungan yang bertahan lama hingga akhir hayat itu bisa tercipta kalau kita menginginkannya. Kita hanya perlu berkomitmen dan berusaha menepatinya." — P. 208

No comments:

Post a Comment