Friday, July 26, 2019

[Review] Strawberry Cheesecake


Judul : Strawberry Cheesecake

Penulis : Ayuwidya

Penerbit : Bentang Pustaka

Tebal : 300 Halaman 


"Kita punya cara sendiri-sendiri untuk bertahan hidup tanpa orang yang kita cintai. Sebagian orang bertahan dengan memori, sebagian lagi justru terluka karena memori. Jadi..., kurasa kita tidak bisa memvonis seseorang itu kuat ayau lemah berdasarkan caranya melupakan orang yang dicintai."


BLURB

Selama menjadi artis terkenal, tantangan kali ini benar-benar mengusik Alana. Demi menarik simpati pujaan hatinya, Alana menerima tantangan itu. Reality show membuat kue! Di sinilah petaka dimulai. Alana bisa melakukan apa pun, kecuali memasak! Kalau bukan karena Aidan, mana mungkin ia bersusah-susah melakukan ini.

Ia terpaksa berbohong di depan kamera, pura-pura mahir. Adonan menjijikkan, kue bantat, dekorasi mengerikan adalah hasil karya Alana selama proses syuting. Untungnya, ia bertemu Regan di kafe tempat mereka syuting. Alana takjub dengan kemampuan Regan membuat kue. Karenanya, Alana membujuk Regan habis-habisan untuk mengajarinya.

Meski Regan galak dan menyebalkan, Alana terpaksa belajar darinya. Ia benci terlihat bodoh di depan Regan. Dan, yang paling tidak disukai Alana adalah ia benci harus menyangkal tunas-tunas perasaan yang tumbuh di hatinya, untuk Regan.

- - - - - - - - -

Alana, seorang artis yang cukup terkenal. Baginya lebih baik duduk berlama-lama di salon, ketimbang dia harus belajar memasak di dapur selama beberapa menit saja. Sayangnya, Aidan, cowok yang dia sukai malah suka makan cheesecake. Karena itulah, Alana memutuskan untuk membohongi Aidan dengan cara mengaku bahwa dia membuat cheesecake itu sendiri. Padahal Alana membeli cheesecake tersebut dari salah satu toko kue yang rasanya top abis, yang kemudian membuat Alana terjebak dalam acara Celebrity Cake Show, sebuah acara dimana selebriti yang bisa memasak akan diadu untung menunjukkan kualitasnya.
"Selamat ulang tahun. Oke, gini, aku perlu bantuan... Aku perlu kue ulang tahu kamu. Iya, aku tahu kamu lagi ulang tahu, tapi... aku benar-benar perlu cheesecake-nya. Kamu jual berapa?" — P. 5
Regan, cowok yang di hari ulang tahunnya malah bertengkar dengan seorang cewek karena cheescake. Banyak yang nggak tau gimana keadaan Regan sebenarnya. Yang teman-temannya tau hanya Regan anak seorang pengusaha kaya, dan sekarang sedang menamatkan kuliahnya. Teman-teman yang dimaksud Regan adalah teman-temannya yang menyukai motor. Karena hanya itu satu-satunya hobi yang diperbolehkan oleh ayahnya. Padahal, Regan memiliki ketertarikan lebih pada pastry, yang ditolak mentah-mentah oleh ayahnya, apalagi semenjak ibunya meninggal.

Di dalam acara Celebrity Cake Show, Alana diajak untuk syuting di salah satu tempat yang cukup jauh dari Jakarta, dan membuatnya bertemu lagi dengan Regan. Tentu saja masih dalam kondisi yang tidak menyenangkan. Tapi sayangnya, di sanalah, Alana harus berjuang untuk merayu Regan agar mengajarkannya sedikit tentang memasak kue, mengingat tantangan pertamanya membuat kue gagal total.


Novel yang bikin aku senyum-senyum sendiri waktu baca. Kelakuan Alana jujur aja menjengkelkan sih. Dia ini kayak anak SMP yang labilnya kebangetan. Yang dia tau cuma beauty aja, sedangkan pekara dapur, nol besar. Sedangkan Regan, cowok yang bikin Alana terpesona secara nggak langsung, karena dia ternyata bisa bikin kue! Belum lagi tingkahnya Alana ini yang bikin kesel, tapi dibales lebih cuek sama Regan. Astaga, bener-bener ya.

Di novel ini juga, aku banyak belajar sih. Ternyata jadi diri sendiri itu menyenangkan loh. Kadang kan kita suka tuh iri sama orang lain dengan alasan dia lebih cantik, lebih pinter, intinya lebih-lebih lah daripada kita. Padahal, kita sendiri itu sebenernya punya kemampuan lebih juga. Cuma karena kita minder, jadilah nggak keliatan kemampuannya itu. Di sini juga mengajarkan cara melepaskan dan mengikhlaskan sesuatu. Nilai keluarganya juga ada. Suka deh.

Quotable:
"Bagiku, memasak adalah membahagiakan orang lain. Makanan yang enak bisa bikin bahagia. Lebih dari itu, memasak adalah sebuah kejujuran." — P. 89

No comments:

Post a Comment