Friday, October 20, 2017

[Review] Love Theft #2

 

Judul : Love Theft #2

Penulis : Prisca Primasari

Penerbit : Prisca Primasari

Tebal : 238 Halaman


"Frea-san akan sangat bahagia. Penantiannya berbuah manis."


BLURB
Permasalahan yang dihadapi Frea, Liquor, dan Night
semakin rumit saja. Ketiganya harus membenahi kekeliaruan
yang mereka lakukan, sekaligus bertarung dengan
perasaan masing-masing.

Di sisi lain, Frea semakin mengenal Liquor, sedikit demi sedikit.
Dia memahami luka pemuda itu, mengetahui masa lalunya,
juga terus berusaha mengobati hatinya.

Namun, tepat saat Frea menyadari betapa dia
mencintai Liquor, sesuatu terjadi.
Masalah baru yang luput dari perhitungan.

- - - - - - - - - 
Masih dengan Frea, Night dan Liquor. Kali ini masalah bertambah runyam, karena kalungnya sudah terjual! Wah wah, makin kacau kan jadinya. Padahal Frea menjanjikan memberi waktu lima hari lagi untuk mendapat kepastian dari Night dan juga Liquor. Bertanya pada pamannya pun, tak akan mendapat jawaban.

Belum lagi Coco yang sepertinya bermain tarik ulur pada kehidupan Liquor dan Night. Di sisi lain, perlahan-lahan mulai terkuak. Siapa Night dan Liquor sesungguhnya. Bagaimana masa lalu mereka, dan apa yang membuat mereka menjadi yang seperti sekarang ini. Kehidupan mereka menarik banget buat diikutin. Tapi, tiba-tiba ada kejadian yang nggak mereka perhitungin! Wah, wah, gimana ya?

Menurutku pribadi, buku kedua ini lebih menarik. Kenapa? Soalnya di buku yang kedua ini mulai terasa kerumitan masalah, udah gitu konfliknya juga dapet. Belum lagi yang masalah masa lalu Liquor sama Night. Nggak nyangka aja gitu, bakalan kayak gitu. Mereka punya problem yang sama, yaitu cewek. Dan satu lagi, ada rahasia di balik seorang Coco Kartiningtias. Gila! Itu udah kayak plot twis banget. Aku aja nggak nyangka. Hahaha..

Habis ini kalo ada buku Kak Prisca, bakalan langsung auto-buy. Karena emang bener-bener nggak ngecewain. Hihihi..

Quotable :
"Ini adalah titik akhir pertahanannya, tempat dia tidak bisa melawan atau mencari jalan lain. Karena hanya ada satu jalan keluar, walaupun dia teramat membenci dan enggan menggunakan jalan tersebut." - P. 77

"Kamu pikir saya menikmatinya? Saya terluka. Saya mengobati hati saya dengan menjalani hidup seperti ini. Saya semakin terluka. Begitu terus..." - P. 139

"Berhenti, Liquor. Bahagiakan dirimu sendiri, bahagiakan orang lain. Maafkan dirimu sendiri.. Maafkan ibumu. Itulah caranya hidup." - P. 139

"Saya tidak pernah ingin menyakitimu. Saya hanya ingin kamu terus berada di sisi saya, untuk menunjukkan bagaimana caranya hidup." - P. 139

"Kalau kamu memang mencintai saya, percayalah pada saya." - P. 140

"Hidup adalah tentang menunggu." - P. 157

"Bertemu orang yang dicintai seberapa sering pun, rasanya tidak pernah puas, ya. Rasanya ingin terus menatapnya, tanpa berhenti. Setiap detik ingin terus berada di sisinya. Lima belas menit benar-benar kurang." - P. 183

"Apa pun pilihan hidupnya, aku akan selalu mengharapkan yang terbaik untuknya. Sebagaimana dia mengharapkan yang terbaik bagi kami semua, dengan caranya sendiri." - P. 206

No comments:

Post a Comment