Sunday, October 29, 2017

[Review] I Promise You

 

Judul : I Promise You

Penulis : Karine

Penerbit : Gagas Media

Tebal : 252 Halaman


"Setelah semua yang terjadi, mungkin akan ada perasaan yang harus kami benahi, ada hal-hal yang harus kami sesuaikan, tapi aku yakin, kedua sahabatku akan selalu ada bersamaku."



BLURB

Bagaimana aku merasa yakin
bahwa aku jatuh cinta kepadamu?

Tak mudah menyembunyikan perasaan selama itu.
Seperti ada yang janggal, tak biasa.
Ia menderaku dalam dada.
Rasa itu tumbuh entah sejak kapan
dan tak pernah bisa kuhentikan.
Awalnya, aku tak berani menamainya cint.
Mungkin cinta, mungkin bukan.

Lalu, aku pun pernah berusaha mengubur rasa itu
dalam-dalam. Mencoba sejenak terbang
ke negeri yang jauh, melupakannya.
Namun, ketika ia mulai menangis, aku merengkuhnya,
membawanya ke dalam dekapan.

Lantas, haruskah rasa sakit itu kembali meradang?
Cinta tak pernah bisa dimengerti.
Seperti aku dan kau.
Seperti kisah kita.

- - - - - - - -
Bercerita tentang 4 tokoh yakni Indira Mahogany, Erlangga Ardiansyah, Friska Priscilla dan Ugo. Indira Mahogany, atau biasa yang dipanggil Dira, bekerja sebagai reporter di suatu surat kabar di Yogya setelah kuliahnya selesai. Kepulangannya ke Jambi kali ini akan lama, atau bahkan mungkin selamanya. Karena Ayah dan Ibunya yang sudah sepuh dan juga tidak ada yang menemani. Berat bagi Dira, karena di sisi lain, dia tak ingin kembali. Alasan sepelenya, ada cinta yang sedang dia ikhlaskan di Jambi.

Erlangga Ardiansyah. Ega panggilannya. Sahabat Dira sejak kecil. Partner in crimenya Dira, karena mereka sama-sama tengil. Saat ini dia juga udah punya pasangan, namanya Silla. Sahabatnya sendiri.

Friska Priscilla. Silla. Cewek yang selalu dilindungi sama Dira dan Ega dengan alasan Silla ini cengeng dan lemah. 

Ugo. Dokter cowok yang pernah bersekolah di Yogya, sekaligus tinggal di dekat kos-kosan Dira. Pertemuan pertamanya dengan Dira, sudah bisa membuat gempar Ibunya Dira. Dan, kayaknya Ibu Dira udah suka sama Ugo nih.

Dira, awalnya enggan untuk kembali ke Jambi. Biasanya dia akan kembali sebentar, dan kemudian kembali lagi ke Yogya. Seakan-akan, Jambi hanya untuk sekedar refreshing saja. Kepulangannya kali ini, jelas saja membuat Ibu dan Ayahnya senang. Belum lagi Ega dan Silla, kedua sahabatnya. Umur yang sudah matang, dan desakan adat, membuat Dira selalu dijejali banyak pertanyaan. Mulai dari mana pasangan hingga kapan nikah. Iya, semua itu sebenarnya hanya tuntutan ada Timur yang merasa aneh kalau wanita mendekati umur 30 dan belum mempunyai hubungan yang serius. Atau parahnya, belum punya pasangan!

Dira sendiri bukannya tak ingin mencari pasangan, tapi hatinya masih belum bisa mengikhlaskan satu laki-laki yang pernah singgah di hatinya, tapi tak kunjung jadi miliknya. Ega. Iya, Ega. Laki-laki yang akan bertunangan dengan sahabatnya sendiri. Tapi entah kenapa, Ega sendiri masih tidak yakin dengan perasaannya pada Silla.

Di sisi lain, entah kenapa, Ugo selalu aja bisa nemenin Dira di saat lagi galau-galaunya. Entah tetiba nongol di deket kantornya Dira, atau tetiba dateng ke rumah Dira. Sungguh aneh tapi nyata, apa dia punya pelacak buat mantau Dira macem di drama Healer kali ya? Hahahaha..

Nggak hanya sampai di situ. Ugo sendiri juga menawarkan sebuah hubungan pada Dira. Iya, sebuah hubungan serius. Dira diajak menikah dalam waktu dekat. Setelah dipikir beberapa hari, Dira menyetujuinya loh. Kaget ya? Sama, aku juga kaget. Soalnya nggak nyangka aja. Karena bagi Ugo, cinta itu...
"Omong kosong dengan cinta. Bukankah pernah kukatakan, cinta adalah hal yang paling absurd dan konyol di dunia?"
Bagaimana kelanjutannya, yang jelas cukup bikin terharu dan ternganga gitu lah. Plot twistnya dapet banget. Hahahaha..
Well, mungkin untuk sebagian orang gitu kali ya? Padahal kan cinta nggak main-main. Menurutku sih itu. Baca novel ini, yang aku pikirin pertama kali adalah, si cewek ditinggal mati sama cowoknya. Why? Ya soalnya lihat dari judul dan blurb gitu. Atau mungkin cowok yang ditinggal nikah sama pasangannya?

Dan setelah baca novel ini, yaahh.. Cukup rumit juga. Karena jatuh cinta sama sahabat sendiri emang nggak selalu gampang, dan nggak selalu enak. Mana ada sih jatuh cinta sama sahabat sendiri langsung enak? Yah, berkaca dari pengalaman aja sih, aku sendiri punya sahabat yang jatuh cinta sama sahabatnya sendiri. Dan itu, yahh.. Cukup pusing juga. Karena nggak segampang kalo kita jatuh cinta sama orang yang di luar lingkup kita.

Yah, banyak pelajaran dari novel ini. Salah satunya belajar peka untuk keadaan sekitarmu. Why? Karena kalo kita nggak peka, kita malah ngorbanin perasaan sahabat kita. Kayak Silla contohnya. Saking nggak pekanya dia, dia nggak sadar, kalo selama ini, Dira juga suka sama Ega. Cewek sendiri emang kadang nggak peka ya. Tapi menuntut pasangan buat peka. Hahahah..

Last, novel ini rekomen banget buat pembaca, karena meskipun konfliknya cukup rumit, ceritanya asik buat diikutin. Mana Ugo juga material husband pula. Hahaha..

Quotable :
"Kebahagiaan terbesar orang tua adalah ketika melihat anak-anaknya tumbuh besar dan mandiri. Tapi kadang, anak-anaknya satu per satu pergi mencari jalan hidup masing-masing, rumah jadi terasa sepi." - P. 6 to 7

"Perasaan kan, bisa berubah setiap saat. Kupikir, setiap orang punya hak untuk jatuh cinta dengan siapa saja, termasuk sahabatnya sendiri. Justru mungkin baik, karena kita sudah saling mengenal." - P. 49

"Kurasa, aku paham, apa yang dikatakan Ibu tentang kesendirian, rasa sepi, dan kosong itu. Tidakkah itu terdengar mengerikan?" - P. 95

"Kamu nggak perlu merasa begitu, Nggak ada yang salah dengan mencintai seseorang." - P. 108

"Cinta? Kadang aku berpikir, lebih baik rasa itu tak perlu ada karena hal itu justru membuatku merasa seperti orang munafik." - P. 108

"Matre bukanlah sesuatu yang buruk, Ra. Hal itu justru membuat Ayah termotivasi untuk bekerja lebih keras." - P. 116

"Tapi aku sadar, seperti yang dikatakan Ibu dulu, tak ada yang hidup abadi di dunia ini. Bahkan kadang kehidupan ini begitu rapuh. Menakutkan memang, tapi itu adalah salah satu kenyataan hidup yang tak bisa dihindari." - P. 149

"Ada yang mengatakan bahwa kadang-kadang ketidaktahuan justru lebih baik." - P. 196

"Kurasa, nggak ada yang bisa menjamin kebahagiaan seseorang, Ra. Tapi, seenggaknya kamu punya pilihan yang jika nggak kamu lakukan sekarang, mungkin akan kamu sesali kelak." - P. 198

No comments:

Post a Comment