Friday, October 6, 2017

[Review] Miss Indecisive Lawyer

Judul : Miss Indecisive Lawyer

Penulis : Adeliany Azfar

Penerbit : Grasindo

Tebal : 249 Halaman

"Benar apa yang dikatakan semua orang, bahwa tempat terbaik di seluruh muka bumi ini adalah rumah. Dan menghabiskan waktu bersama keluarga."


BLURB

Ahn Su-Yeon
Usia 27 tahun. Karier gemilang sebagai pengacara. Punya pacar seorang aktor yang sedang naik daun. Dikelilingi para sahabat yang menyayanginya. Namun satu hal yang tidak dimilikinya, yaitu restu orangtua untuk meresmikan hubungan dengan Rye-On, kekasihnya. Alasannya hanya satu, ibunya tidak suka punya menantu seorang selebritas. Heol!

Kim Rye-On
Usia 27 tahun. Lulusan sekolah hukum. Memilih berkarier sebagai publik figur. Memiliki kekasih seorang pengacara sukses. Digila-gilai lawan mainnya yang menawan. Namun, selain belum mendapatkan restu untuk menikahi Ahn Su-Yeon, Rye-On juga dihadapkan pada kenyataan di mana ia harus memilih antara wanita atau karier yang dicintainya.

- - - - - - - 
Ini adalah pertama kalinya aku baca Lovession series yang diterbitin Grasindo. Padahal aku udah beli lengkap semua serinya. Hahaha.. Tapi aku masih aja males baca, selain kesibukan kuliah, masih ada beberapa buku yang harus aku review dulu. Ehehehe..

Jadi, sedikit bocoran dari aku, ini bukan tipikal cewek yang menye dan idolanya. Tapi cewek mandiri sama cowok yang juga ngangenin. Bercerita tentang bagaimana mereka menyembunyikan hubungan mereka, alias backstreet gitu. Selama 5 tahun! Hebat nggak tuh. Belum lagi profesi Rye-On yang bikin Su-Yeon kadang juga makan hati. Gimana nggak? Lawan mainnya, anak labil dan manja setengah mati. Ampun-ampun deh..

Dicerita ini, aku suka, jalan cerita yang runtut, dan nyata! Kenapa aku bilang nyata? Soalnya emang kayak di kehidupan nyata kita. Gimana kita kadang harus menyembunyikan hubungan kita sama seseorang dengan alasan tertentu. Entah itu alasan keluarga, kondisi lingkungan dan sebagainya. Novel ini juga ngajarin kita, untuk nggak gegabah dalam ngambil suatu keputusan. Pikir panjang dulu untuk keputusan yang kita ambil, apa dampaknya buat orang yang ada di sekitar kita. Belajar untuk bertanggungjawab dalam hal besar itu juga nggak gampang. Dan belajarlah ikhlas kalo suka sama seseorang. Hihihi..

Aku suka novel ini. Ini novel k-fiction ketiga yang aku baca. Dan aku suka pas baca, selalu disisipin bahasa Korea, ada footnote-nya juga. Jadi kita sekalian belajar bahasa Korea dan sekaligus bayangin tempat-tempat yang didatengin juga.

Quotable :
"Aku tidak suka melihat para aktor bermesraan dengan wanita lain. Kalian lihat sendiri, kan, aku tidak akan membiarkan suamiku memeluk wanita yang bukan kekasih atau istrinya." - P. 15

"Su-Yeon selalu menanamkan di dalam hati bahwa kedudukan pengacara setara dengan kejaksaan, kepolisian, dan kehakiman. Apabila jaksa, polisi dan hakim mewakili pemerintah, maka pengacara bertugas mewakili masyarakat." - P. 32

"Karena pengacara sepertinya adalah penyeimbang, yang menjaga keseimbangan antara pemerintah dan rakyat." - P. 32

"Akan tetapi, jauh di lubuk hatinya Rye-On adalah manusia biasa yang pasti juga menginginkan sedikit ruang untuk dirinya. Ruangan yang diinginkan Rye-On adalah ini, bisa bersikap sebagai diri sendiri." - P. 130

"Sejak aku tiba di Seoul, aku menyadari bahwa ternyata bukan duniaku saja yang berputar, tetapi dunia orang-orang lain juga. Poinnya adalah setiap orang punya masalah dan kerumitan sendiri." - P. 149

"Di dunia ini, yang paling membuatnya bahagia adalah melihat orang lain merasakan kebahagiaan. Sesederhana itu untuk membuat hidupnya terasa berharga." - P. 155

"Apa perasaan suka membuat otaknya tersumbat?! Apa dia tidak tahu kalau memaksakan cinta hanya akan membuatnya sakit hati?! Apa dia tidak tahu kalau mengarang cerita dan melibatkan hukum adalah bentuk tindak kriminal?! Ahjumma itu, apa bahkan dia punya otak di kepalanya?!" - P. 215

"Aku tahu kau sakit hati, tapi memilih jalan ini untuk melampiaskan kemarahan sama sekali tidak bijak. Karena keegoisan hatimu, kau menyakiti hati banyak orang." - P. 227

"Dia adalah putri kami satu-satunya. Tak bisa kukatakan betapa beruntungnya kau mendapatkan dia." - P. 249

"Meski aku tidak akan bisa memperlihatkan seisi dunia kepadanya, tapi aku akan menunjukkan seperti apa itu bahagia." - P. 249

No comments:

Post a Comment