Judul : April Fallen
Penulis : Mita Miranti, Ghyna Amanda, Alamanda Hindersah
Penerbit : Grasindo
Tebal : 240 Halaman
"Nobukatsu-san, rahasiamu aman bersamaku. Dan rahasiaku aman bersamamu."
BLURB
Ini adalah musim semi di Nara. Semua orang berkumpul untuk bisa duduk manis saat hanami bersama rusa-rusa. Namun, siapa sangka justru pada perhelatan yang dikunjungi banyak orang itu, sebuah insiden terjadi. Pembunuhan? Ya, Koshigaya Nobukatsu harus mengakhiri hidupnya dengan tragis. Hingga pada akhirnya, tiga orang saksi kunci perlahan mengurai kisah demi kisah yang mereka miliki.
Birth
Ia telah memutuskan untuk meledakkan balon harapannya dan membiarkan pecahannya jatuh bersamaan dengan sakura yang berguguran.
Bug
Koshigaya bukanlah pahlawan hingga tak perlu mengabadikan warna darahnya untuk mewarnai kelopak-kelopak sakura.
Spirit
Ia tidak membutuhkan kebetulan karena mereka merupakan titik-titik kecil yang berhubungan satu sama lain, menanti untuk dirakit.
- - - - - - - - -
Koshigaya Nobukatsu, merupakan seorang yang menjadi Wakil Gubernur Prefektur Nara, yang membawahi bidang pembangunan daerah dan pariwisata. Pada saat hanami atau yang biasa kita tau dengan melihat sakura di musim semi. Sayangnya, hal itu menjadi saat terakhir di mana Koshigaya Nobukatsu menikmati hanami karena dia mati dibunuh.
Tersangka selanjutnya adalah Aoki Uehara, orang yang bisa dibilang cukup dekat dengan Koshigaya, karena dia adalah orang yang menjadi staf senior yang bisa dibilang wilayah kerjanya ya nggak jauh-jauh amat dari Koshigaya.
Tersangka terakhir adalah Hiroki Miyama, seorang polisi patroli di area Stasiun Shin-Omiya. Bila melihat secara kasar, nggak ada yang tau kalo ternyata masa lalunya berhubungan cukup dekat dengan Koshigaya. Jadi, kalo udah gini, siapa pembunuhnya?
Novel seri keempat yang cukup memuaskan buatku. Setelah jatuh di novel ketiga kemarin, seri yang ini cukup memuaskan untuk dibaca. Apalagi teka-tekinya cukup menarik untuk diikuti dan ternyata nggak ketebak juga siapa yang ngebunuh. Cuma aku tau, orang itu siapa. Tapi nggak tau identitasnya! Bener-bener entertaining lah. Selain itu, aku juga suka, ada beberapa kebudayaan Jepang dan juga makanan yang khasnya Jepang dimasukin. Jadi belajar budaya Jepang gitu. Seru kan ya? Sambil baca novel, belajar budaya orang lain juga.
Quotable:
"Sebab mekarnya bunga sakura tak pernah berlangsung lama. Setelah beberapa hari memperlihatkan keelokannya, sakura akan gugur dan jatuh ke tanah. Sama seperti manusia, bagaimanapun mereka menjalani kehidupannya, satu per satu akan mati meninggalkan dunia." — P. 70Miyuki Nishina adalah orang pertama yang diselidiki oleh polisi. Alasannya mudah, karena beberapa waktu sebelumnya, Miyuki sempat bertemu dan kemudian diusir oleh Koshigaya Nobukatsu. Belum lagi, waktu di CCTV, dia adalah orang yang malah diam saja melihat mayat Koshigaya, tidak bergerak menjauh.
Tersangka selanjutnya adalah Aoki Uehara, orang yang bisa dibilang cukup dekat dengan Koshigaya, karena dia adalah orang yang menjadi staf senior yang bisa dibilang wilayah kerjanya ya nggak jauh-jauh amat dari Koshigaya.
Tersangka terakhir adalah Hiroki Miyama, seorang polisi patroli di area Stasiun Shin-Omiya. Bila melihat secara kasar, nggak ada yang tau kalo ternyata masa lalunya berhubungan cukup dekat dengan Koshigaya. Jadi, kalo udah gini, siapa pembunuhnya?
Novel seri keempat yang cukup memuaskan buatku. Setelah jatuh di novel ketiga kemarin, seri yang ini cukup memuaskan untuk dibaca. Apalagi teka-tekinya cukup menarik untuk diikuti dan ternyata nggak ketebak juga siapa yang ngebunuh. Cuma aku tau, orang itu siapa. Tapi nggak tau identitasnya! Bener-bener entertaining lah. Selain itu, aku juga suka, ada beberapa kebudayaan Jepang dan juga makanan yang khasnya Jepang dimasukin. Jadi belajar budaya Jepang gitu. Seru kan ya? Sambil baca novel, belajar budaya orang lain juga.
Quotable:
"Kesal itu sesuatu yang wajar, malah bisa jadi motivasi, bukan? Untuk jadi lebih baik dan tidak mengulang kesalahan yang sama. Tapi kita juga harus hati-hati... Kekesalan yang terlalu lama ditumpuk bisa berubah jadi kebencian, dan itu sering kali menjadi motivasi utama orang untuk berbuat jahat. Kejahatan yang didasari rasa benci itu amat merusak. Tidak hanya bagi korban, tapi juga si pelaku." — P. 181
No comments:
Post a Comment