Tuesday, May 7, 2019

[Review] Five Feet Apart


Judul : Five Feet Apart

Penulis : Rachael Lippincot, Mikki Daughtry, Tobias Iaconis

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Tebal : 318 Halaman

"Aku tersenyum padanya dan mencuri kembali satu langkah hingga jarak kami terpaut satu setengah meter."


BLURB

Stella Grant suka memegang kendali. Hanya satu yang tak bisa dia kendalikan, yaitu penyakit fibrosis kistik yang membuatnya sering keluar-masuk rumah sakit. Yang harus Stella lakukan adalah terpisah dua meter dari siapa pun atau apa pun yang mungkin bisa menularkan infeksi, yang mungkin membuatnya tercoreng dari daftar transplantasi paru-paru. Tidak ada perkecualian.

Sebentar lagi Will Newman akan berusia delapan belas tahun. Itu berarti dia punya kendali atas dirinya sendiri. Satu-satunya hal yang ingin Will kendalikan adalah keluar dari rumah sakit, bukannya terkungkng selamanya di sana. Dia tidak peduli terhadap rangkaian perawatan penyakit fibrosis kistik dan uji coba obat klinis yang harus dia jalani.

Will merupakan sosok yang jelas-jelas harus Stella jauhi. Begitu Will berada di dekat Stella, gadis itu bisa kehilangan tempat dalam daftar transplantasi paru-paru. Bahkan, salah satu dari mereka bisa mati. Satu-satunya cara agar mereka tetap hidup adalah dengan menjaga jarak. Namun, terpisah dua meter terasa seperti hukuman bagi mereka.

Lantas, bagaimana kalau Stella dan Will bisa mencuri sedikit ruang? Bagaimana jika jarak yang terbentang di antara mereka hanya satu setengah meter?

- - - - - - - -

Stella Grant, seorang gadis penghuni tetap di salah satu kamar rumah sakit Saint Grace akibat penyakit yang dideritanya. Fibrosis Kistik. Penyakit yang membuatnya harus berjauhan dengan siapa pun agar tidak terkena virus yang menyebabkan dia tidak jadi mendapatkan transplantasi paru-paru. Saking lamanya dia berada di rumah sakit itu, dia memiliki teman yang juga mengidap fibrosis kistik, Poe, seorang lelaki yang cukup pintar memasak, juga para suster yang berada di sana, Barb dan Julie.
"Will. Risiko infeksi silang semakin tinggi sekarang, jadi—"
"Jangan menularkan batuk pada pasien FK lainnya. Aku paham." — P. 67
Will Newman, bisa dibilang, dia pemuda yang sudah menghabiskan waktunya berkeliling dari satu rumah sakit ke rumah sakit lain karena penyakitnya. Dia mengidap fibrosis kistik dan b. cepacia. Penyakit mematikan sebenarnya. Karena hal ini menyebabkan dia tercoreng dari daftar penerima transplantasi paru-paru.

Keduanya bertemu di Saint Grace, Stella yang penurut, agar dia bisa menikmati hidup lebih lama, menikmati pergi ke mana-mana tanpa beban, tanpa perlu membawa oksigen portabel. Sayangnya, dia malah dekat dengan satu-satunya orang yang tidak boleh didekatinya, Will, cowok pemberontak, yang tidak peduli dengan penyakitnya, yang penting ia bisa hidup dengan bebas, dengan bahagia dan tidak bergantung dengan obat-obatan yang ketat dan pemakaian berbagai macam alat. Lalu, apakah keduanya bisa menjalani hubungan mereka selayaknya pasangan lainnya? Yang bahkan mereka saja tidak boleh dekat-dekat lebih dari dua meter.


Aku punya kebiasaan, baca novelnya dulu sebelum nonton. Hal ini juga kuberlakukan untuk Five Feet Apart. Sayangnya, aku bacanya juga cukup lambat, jadi filmnya udah hilang duluan. Nggak papa deh, nonton filmnya nyusul nanti, yang penting baca novelnya dulu kan?

Novel ini tuh secara garis besar menceritakan tentang harapan. Ya harapan sekecil apa pun, kita harus ada. Sama kayak Stella, siapa sih yang betah di rumah sakit, jauh dari siapa-siapa, nggak ada temen. Berasa kayak nungguin aja, kapan kamu matinya gitu. Besok masih hidup syukur, nggak ya udah, emang begitu ritmenya. Udah gitu, pasti monoton banget, nggak bisa jalan keluar, karena bisa aja kamu nggak kuat sama hawa dingin di luar, nggak bisa menikmati masa-masa menyenangkan anak remaja.

Tapi, yang kalian harus tau, Stella masih bisa loh bikin aplikasi untuk ngatur jadwal minum obat harus jam berapa, apa aja yang diminum. Hebat nggak tuh? Semangatnya dia nih yang wajib ditiru. Kalau untuk Will sendiri, tipe-tipe cowok pemberontak gitu lah. Ngerasa hidup cuma sekali, mana enak kalo masih ditahan untuk ini itu.

Untuk karakternya, suka banget. Meskipun Will kadang ngeselin. Khas anak SMA lah nakalnya. Habis baca tuh kayak ketampar. Hidupku lebih enak dari mereka, tapi masih aja suka ngeluh, suka nyambat.

Quotable:
"Tidak ada yang bisa menyelamatkan hidupku, Stella. Atau hidupmu. Semua orang di dunia menghirup udara pinjaman." — P. 93

No comments:

Post a Comment