Wednesday, March 7, 2018

[Review] Miss Irresistable Stylist


Judul : Miss Irresistable Stylist

Penulis : Yuli Pritania

Penerbit : Grasindo

Tebal : 238 Halaman

"Kau tidak bisa mencintai seseorang jika kau tidak mencintai dirimu sendiri."


BLURB

Im Yoon-Hee
Fashion Stylist yang berharap gambar-gambar pakaian di buku sketsanya bisa berwujud nyata. Di ulang tahunnya yang ke-27, dia berdoa agar diberi pria tampan untuk dinikhai. Dia menamukannya, tapi kenapa pria itu harus CEO di kantor tempatnya bekerja? Kenapa harus pria misterius dengan wajah tidak masuk akal itu?

Lee Won
CEO ETHEREAL, salah satu brand pakaian paling terkenal di Korea. Sukses, kaya, tampan, dan memiliki seorang anak perempuan berwajah malaikat. Dia tidak lagi menginginkan apa-apa. Bahkan tidak wanita. Namun, satu senyuman dan suara tawa wanita itu, lalu untuk pertama kalinya dalam lima tahun, dia meragukan keputusannya untuk melajang seumur hidup.

- - - - - - - - -
Yoon-Hee, cewek yang menjadi fashion stylistnya Rye-On, pacar Ahn Su Yeon (Miss Indecisive Lawyer) terkenal sebagai cewek yang nyentrik. Gimana nggak? Dia bisa aja pake baju dengan warna tabrakan dan juga warna rambut yang dia ubah seenaknya sendiri. Kali itu, dia mendapatkan tugas secara langsung dari seniornya, untuk membantunya mengantarkan pakaian ke CEO di tempat mereka bekerja. Tentu saja hal itu cukup mengagetkan. Karena CEO  mereka sangatlah ganteng.

Di hari Yoon-Hee mengantarkan pakaian ke rumah Lee Won, dia bertemu dengan Eun-Bi, anak dari Lee Won. Tentu saja hal ini jadi menyenangkan untuk Yoon-Hee, karena dia juga menyukai anak-anak. Lalu bagaimana kalau dia bertemu dengan Lee-Won?
"Dia memandangi tangan dalam genggamannya. Dia tidak pernah menggenggam tangan wanita mana pun sebelumnya. Tidak di hari pernikahannya. Tidak saat wanita itu berjuang melahrikan anaknya. Bahkan tidak saat wanita itu akhirnya meninggal. Saat ini, anehnya, dialah pihak yang lebih dulu mengambil inisiatif." - P. 78
Lee Won, adalah sosok yang cukup dingin menurutku. Dia tidak membutuhkan apa pun saat ini, dan mungkin untuk selamanya. Yang dia butuhkan hanya Eun-Bi, anaknya. Tapi, perlakuan Yoon-Hee sepertinya menggoyahkan prinsipnya. Hingga akhirnya dia akan menyerah mungkin?

Novel ketiga kak Yuli yang aku baca. Seperti biasa, kak Yuli berhasil membuat pembacanya jatuh cinta sama karakter yang dibuat di novel-novelnya. Belum lagi kata-kata romantis yang di novel yang aku baca sebelumnya. Dan tetep, bisa bikin leleh dan ada nilai yang bisa diambil! Hihihi.. Jadi, kalo kita suka sama seseorang, ya kita harus berani buat nunjukin hal itu. Dan harus berjuang kalo emang pantes buat diperjuangin. Selain itu, kita juga harus belajar, melepaskan masa lalu yang berat.

Di sini, ada halaman yang palinggggg aku suka. Buat kalian yang baca. COba cek deh halaman 218-219. Entah kenapa, pas baca aku sukaaaaaaa.. banget. Hihi..

Quotable :
"..Lagi pula, pria adalah jenis makhluk yang bisa bercinta tanpa melibatkan perasaan." - P. 35

"Tapi kau kan tidak akan tahu sebelum mencobanya. Aku yakin dia berbeda. Dia.. tulus." - P. 86

"Satu hal yang dia pahami saat itu. Lee Won tidak memiliki niatan sedikit pun untuk menikah lagi. Istrinya telah meninggalkan trauma begitu besar hingga dia bahkan enggan untuk kembali mencoba. Untuk berusaha bahagia." - P. 113

"Bagaimana sebuah senyum bisa sepenuhnya mengubah wajah yang datar tanpa emosi menjadi begitu cerah, begitu hidup seolah sebuah sekalr baru saja ditekan dan lampunya langsung menyala terang?" - P. 117

"Keinginan Yoon-Hee sederhana sekali. Hanya ingin melihat pria itu lebih sering. Kapan pun dia mau." - P. 138

"Kau selalu tersenyum. Kau selalu tampak riang. Kau begitu positif terhadap segala hal. Kau berhasil menumbuhkan harapan dari hal paling mustahil sekalipun. Saat gagal, kau masih bisa menemukan sesuatu sebagai penyemangat. Mungkin sekarang belum waktunya. Nanti akan ada lain kali. Karena itu aku, yang selalu pesimis ini, tertarik padamu." - P. 141

"Aku pergi selama tiga bulan. Akan lebih mudah menjalani rutinitas seperti semula sebelum aku bertemu denganmu. Tapi kenyataannya tidak. Kau seperti.. sesuatu yang menetap. Aku lebih suka kalau kau ada." - P. 183

"Di saat paling biasa pun, dalam tampilanku yang paling sederhana, kau berpikir tentang jatuh cinta padaku. Aku tidak mungkin meminta lebih banyak lagi." - P. 213

No comments:

Post a Comment