Friday, March 23, 2018

[Review] Your Evil Stepsister


Judul : Your Evil Stepsister

Penulis : Dadan Erlangga

Penerbit : Gramedia

Tebal : 265 Halaman

"Baiklah. Ini benar-benar pagi yang menyenangkan dan mengejutkan. Salah satu pagi terbaik dalam hidupku. Terima kasih, Tuhan."


BLURB

Anggina Dimitri membangun benteng setinggi-tingginya dari orang-orang di sekitar. Persahabatannya dengan Abi, bos tampan di tempat kerja paruh waktunya, Gina anggap sudah cukup memenuhi syarat supaya dia sah disebut makhluk sosial.

Tetapi, kemudian muncul Nisa dan Ghani yang mulai gencar mengusik kedamaian Gina dengan semua perhatian dan sikap menyebalkan mereka. Awalnya Gina ingin mengabaikan mereka, tetapi perlahan keteguhannya mulai goyah. Ditambah lagi, nasib sial mengharuskannya bertemu kembali dengan ibu dan adik tirinya. Apakah akhirnya Gina bisa berdamai dengan masa lalunya?

- - - - - - -
 
Gina, cewek yang kuliah di jurusan Desain Grafis ini merasa hidupnya baik-baik saja. Tetap tanpa teman kampus apalagi pacar. Yang dia percaya hanya Abi, cowok yang jadi bosnya. Hanya Abi. Sampai satu kejadian, membuat dia mulai didekati Nisa, cewek yang mengaku pernah ditolongnya, dan juga Ghani, cowok SKSD yang selalu membuntutinya ke mana-mana.
"...Mencintai atau menyayangi seseorang dengan tulus adalah puncak perasaan terbaik. Letaknya di atas rasa bahagia dan fakta bahwa lo dicintai atau disayangi seseorang." - P. 26
Gina selalu merasa bahwa pulang ke rumah, yang terbaik adalah pulang ke kamar kos-kosannya. Bukan ke rumah aslinya di Bandung. Dan semua itu berhubungan dengan saudara tiri beserta ibu tirinya. Apa yang sebenarnya membuat dia membenci rumah? Padahal yang kita tau selama ini, rumah itu jadi tempat yang paling baik kan? Tempat paling nyaman dan aman. Lalu alasannya apa?

Novel pertama Kak Dadan yang aku baca. Novel ini sangat seru. Mulai dari penokohan, latar sampai konfliknya. Meskipun menurutku, ini masih hitungan genre teenlit. Karena kelakuan Gina masih ada yang childish banget. Untuk beberapa ciri khas, aku lihat gayanya juga di novelnya yang pertama, Cinta Akhir Pekan yang kubaca setelah baca beberapa halaman novel ini. Dan itu jadi bikin aku suka gitu. Hihihi..

Last, novel ini ngasih pesan buat kita, bahwa apa yang kita pengen nggak selalu sejalan sama kita. Selain itu, komunikasi juga perlu. Apalagi kalau ada masalah, kita harus denger juga pendapat orang lain. Tapi dengan kepala dingin tentunya. Karena kalau kita lagi marah, kita cuma pengen denger apa yang kita pengen. Bukan pendapat orang lain.

Quotable :
"Selalu ada seseorang yang rasa sayangnya lebih besar di antara dua orang yang saling menyayangi. Dan sebenarnya, orang itu paling beruntung. Karena memberi cinta membuat diri lo lebih berarti daripada sekadar menerimanya." - P. 26

"Selalu ada hal baik di setiap hal yang lo anggap nggak baik. Sebab Tuhan mahabaik. Dan kita pun harus selalu berbaik sangka pada Tuhan dan segala rencana-Nya." - P. 61

"Sejujurnya aku pun senang bisa berteman dengan Nisa. Atau dengan siapa pun. Hanya saja aku takut mengecewakan dan dikecewakan orang yang kupercayai. Aku takut Nisa atau siapa pun tak bisa memahami ketakutanku." - P. 77

"Bagi kami, berfoto bukan soal menyalurkan hasrat narsisme, melainkan soal mengabadikan momen. Sebab kita tidak tahu sampai kapan kita akan berada di sisi seseorang yang kita sayangi dan berapa lama sisa waktu yang kita miliki." - P. 86

"Di dunia cuma rasa cinta yang bakal bertahan selamanya. Kebencian bukanlah sesuatu yang abadi. Lo hanya tinggal mempercepat masa berakhirnya dengan kebencian lo." - P. 118

"Kamu tak perlu memaksakan diri untuk berteman dengan seseorang, sebab pertemanan dan persahabatan terbentuk lewat proses alami dan melibatkan chemistry." - P. 199

No comments:

Post a Comment