Judul : Glaze
Penulis : Windry Ramadhina
Penerbit : Twigora
Tebal : 395 Halaman
"Aku tidak menyukai tembikar-tembikar itu. Muram dan berbisik seperti hu hu hu hu."
BLURB
Seperti glasir di permukaan keramik, aku merasakanmu sepanjang waktu.
Mataku tak lelah menatapmu, diam-diam mengabadikan senyumanmu di benakku.
Telingaku mengenali musik dalam tawamu, membuatku selalu rindu mendengar cerita-ceritamu.
Bahkan ketika kita berjauhan, aku selalu bisa membayangkanmu duduk bersisian denganku.
Seperti glasir di permukaan keramik, kepergianmu kini membungkusku dalam kelabu.
Ruang di pelukanku terasa kosong tanpa dirimu.
Dadaku selalu sesak karena tumpukan kesedihan mengenang cintamu.
Bahkan ketika aku ingin melupakanmu, bayanganmu datang untuk mengingatkan betapa besar kehilanganku.
Aku menyesal telah membuatmu terluka, tapi apa dayaku?
Aku yang dulu begitu bodoh dan naif, terlambat menyadari kalau kau adalah definisi bahagiaku.
Mataku tak lelah menatapmu, diam-diam mengabadikan senyumanmu di benakku.
Telingaku mengenali musik dalam tawamu, membuatku selalu rindu mendengar cerita-ceritamu.
Bahkan ketika kita berjauhan, aku selalu bisa membayangkanmu duduk bersisian denganku.
Seperti glasir di permukaan keramik, kepergianmu kini membungkusku dalam kelabu.
Ruang di pelukanku terasa kosong tanpa dirimu.
Dadaku selalu sesak karena tumpukan kesedihan mengenang cintamu.
Bahkan ketika aku ingin melupakanmu, bayanganmu datang untuk mengingatkan betapa besar kehilanganku.
Aku menyesal telah membuatmu terluka, tapi apa dayaku?
Aku yang dulu begitu bodoh dan naif, terlambat menyadari kalau kau adalah definisi bahagiaku.
- - - - - - -
Diawali dengan scene pemakaman. Sedih banget. Dan aku sempet bingung pas bacanya. Trus akhirnya bisa ikutin alur. Aku nggak bisa deskripsiin Kara awalnya. Habisnya anak itu berantakan dan kacau banget. Apalagi habis ditinggal sama Elliot. Dia beneran berantakan, nggak bernyawa dan nggak tau harus ngapain. Sementara Kalle, dia juga nggak tau mau ngapain barang peninggalan adiknya ini.
Selama beberapa minggu Kalle bolak balik ke Bogor, buat beresin barang adiknya. Dan satu waktu, dia malah dapet telepon dari orang yang pernah bikinin barang pas Elliot masih hidup! Barang apa hayo?
Menurutku, novel ini asik. Meskipun pertamanya cukup kesel sama Kalle karena kecuekannya itu. Udah cuek, sok-sok nggak perhatian, tapi kadang juga bimbang. Nggak tau deh, pas bikin karakter Kalle, kak Windhy mikir apaan. Hahahah.. Kara juga gitu. Jadi cewek kayak berantakan abis. Galauan, gagal move on. Nggak ikhlas! Nyinyir ya aku. Hahahah..
Tapi, aku percaya gitu omongan orang Jawa yang bilang, witing tresno jalaran seko kulina. Cinta itu tumbuh seiring berjalannya waktu. Sama juga kayak Kalle sama Kara. Bahkan Kalle sempet nggak yakin sama perasaannya. Apalagi Kara sempet pergi jauh gitu.
No comments:
Post a Comment