Monday, August 7, 2017

Review Novel : Petjah


Judul : Petjah

Penulis : Oda Sekar Ayu

Penerbit : Elex Media Komputindo

Tebal : 314 Halaman


"Satu dari seribu memang harus kamu."



BLURB

Nadhira menyayangi Dimas, tetapi Dimas membenci Nadhira. Semesta menyayangi Nadhira dan memberinya satu permintaan untuk dikabulkan. Nadhira meminta Dimas beserta hatinya. Permintaannya pun dikabulkan semesta.
Kemudian hadir satu orang lagi dalam permainan ini. Biru. Biru menyayangi Nadhira, namun bsiakah Nadhira menyayangi Biru?
Semesta mempermainkan Nadhira dan membuat hidupnya petjah.

- - - - - - -

Petjah, karya pertama dari Kak Oda yang kubaca baru-baru ini. Padahal, novelnya udah muncul lama. Novel ini menceritakan tentang Nadhira Amira, salah satu penghuni kelas CIBI yang cukup pandai dalam Bahasa Indonesia, dan menyukai Dimas Baron. Sayangnya, Dimas sempet benci Nadhi, yang kayaknya karena kesalahan Nadhi pas tau kalau nilainya di atas nilai Dimas waktu tes penerimaan siswa di SMA. 

Karena satu kejadian, Dimas akhirnya makin deket sama Nadhi. Bahkan mereka juga sempat nonton berdua loh. Tapi, di sisi lain, Nadhi juga dekat dengan kakak kelas pentolan sekolah, Ambroisius Biru, cowok yang selalu bertemu dengannya di saat hujan datang. Tapi semua kedekatannya dengan Biru hilang begitu saja, karena menjauhnya Biru setelah menceritakan tentang masa lalu Biru dan kaitannya dengan Nadhi. Nadhi pun kebingungan dengan sikap Biru.

"There's no good in goodbye." (P. 270)
Satu kejujuran, dan membuat semuanya berantakan. Hancur lebur. Hubungan Nadhi dan Dimas seakaan berjarak lebar dengan makin dekatnya Ujian Nasional serta SNMPTN, dan juga Nadhi yang semakin lama semakin menghancurkan dirinya sendiri

Bener-bener petjah! Cuma satu itu yang bisa mengungkapkan. Jujur aja, ini novel pertama yang bahasanya menurutku agak tinggi karena ada bahasa puisinya. Dan aku pun sebenernya nggak terlalu interest sama puisi. Habisnya puisi itu kayak satu kata berjuta makna. Di sini pun, aku jadi belajar, untuk mengartikan setiap puisi. Hihihi.. Makasih kak Oda, kayaknya aku sekarang udah pinter ngartiin puisi dikit-dikit. Selain itu, di novel ini juga, kita belajar banyak loh, tentang memaafkan diri sendiri, merelakan masa lalu dan juga meneruskan masa depan serta prioritas dalam hidup. Berhenti untuk menyalahkan sesuatu yang sudah berlalu.

No comments:

Post a Comment